BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Koperasi
merupakan sokoguru perekonomian Nasional diharapkan mampu bertahan terhadap
berbagai goncangan yang terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian yang belum
stabil dan krisis moneter yang belum juga berakhir ini mengakibatkan berbagai
unit bisnis maupun badan usaha banyak yang menderita kerugian bahkan sampai
mengalami kebangkrutan. Namun demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang
harus dihadapi oleh koperasi, karena saat ini koperasi mempunyai kedudukan yang
sejajar dengan badan usaha yang lain, (Perseroan Terbatas, misalnya). Yakni
koperasi tidak hanya sebagai kumpulan
orang-orang yang bertujuan untuk kesejahteraan anggotanya saja, tetapi koperasi
dituntut untuk berkiprah dalam rangka memperoleh keuntungan optimal (profit
oriented) yang merupakan bagian integral tata perekonomian Nasional.
Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta
dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri; demokratis,
kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan (Departemen Koperasi: 1992).
Kegiatan
usaha yang dilakukan oleh koperasi sudah seharusnya dikelola secara profesional
agar mampu berperan aktif dalam dunia usaha yang semakin ketat persaingannya.
Keberhasilan usaha atau kinerja koperasi dapat dilihat dari berbagai parameter
yaitu hasil usaha yang bersifat financial maupun non financial.
Dalam hal ini, penulis mencoba
menganalisis KSP. Gedong Sari sebagai salah satu koperasi yang
menyediakan jasa simpan pinjam, sebagai bahan studi. Dalam paparan ini akan
dicoba dibahas mengenai profil, posisi keuangan, dan strategi koperasi.
1.2
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana
kinerja keuangan KSP “Gedong Sari”?
b. Bagaimana Analisis SWOT yang di terapkan
pada KSP “Gedong Sari” ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sebagaimana
dengan masalah yang diteliti maka tujuan
yang ingin dicapai dari
hasil penelitian ini adalah
a.
Untuk
mengetahui kinerja keuangan KSP “Gedong Sari”.
b. Untuk
mengetahui Analisis SWOT yang di terapkan KSP “Gedong Sari”.
1.4
Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi:
- Bagi
manajemen Koperasi Simpan Pinjam “Gedong Sari”
Dapat
dijadikan pedoman dalam pengambilan kebijakan keuangan dan selanjutnya dapat digunakan sebagai
dasar untuk melangkah ke depan agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan
informasi akuntansi yang disajikan, karena kesalahan penafsiran dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan tindakan/keputusan.
- Bagi
Peneliti
Dapat
digunakan sebagai media aplikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan
mengenai analisis kinerja keuangan dan
analisis SWOT sebagai dasar evaluasi manajemen koperasi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritik
2.1.1 Pengertian dan Tujuan Koperasi.
Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Departemen
Koperasi: 1992: 2). Artinya koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan
untuk menjalankan usaha dalam rangka memperoleh keuntungan namun harus tetap
tidak meninggalkan karakteristik dan prinsip-prinsip koperasi yang telah
ditetapkan.
Tujuan
koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 (Departemen Koperasi: 1992: 10). Kesejahteraan anggota merupakan prioritas
utama yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan
tercapainya kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan
koperasi tidak terlepas dari partisipasi anggota dan pengelolaan secara
profesional.
2.1.2
Kinerja
Keuangan
Menurut Martono (2002;52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan
usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor,
kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen
sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu
koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun secara baik dan akurat dapat
memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah
dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu.
Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan atau
koperasi.
Kinerja
keuangan koperasi dapat diukur berdasarkan rasio keuangan dengan analisis rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas. Semakin
besar nilai rasio-rasio tersebut, maka kinerja dapat tercapai. Sedangkan untuk
rasio leverage jika semakin kecil nilainya maka kinerjanya semakin baik.
Informasi
kinerja koperasi terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dilakukan atau dikendalikan di masa
datang. Informasi fluktuasi kenerja sangat penting dan bermanfaat untuk
prediksi kapasitas perusahaan atau koperasi dalam menghasilkan arus kas dari
sumber daya yang ada. Disamping
itu infomasi kinerja juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang
efektivitas koperasi dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
2.1.3
Analisis
SWOT
Dalam pengambilan keputusan strategi
pengembangan suatu usaha untuk masa depan perlu dilakukan suatu analisis SWOT
untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat memanfaatkan
kekuatan (Strength) dan peluang (opportunity) yang bersamaan dengan mengurangi kelemahan
(weakness) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 1997). Unsur kekuatan dan unsur
kelemahan merupakan faktor yang datang dari dalam usaha tersebut sedangkan
unsur peluang dan unsur ancaman adalah merupakan faktor yang datang dari luar
usaha tersebut.
Menurut Tedjo Triporno, S.T, Dkk (2005), cara menganalisa unsur SWOT
tersebut untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat adalah dengan
menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT bertujuan untuk mengidentifikasikan
alternative-alternatif strategi yang sesuai untuk dilaksanakan. Secara umum ada
empat jenis kelompok strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap matriks
SWOT, yaitu:
1. Strategi S – O;
2. Strategi S – T;
3. Strategi W – O;
4. Strategi W – T.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan ini termasuk dalam
kategori penelitian deskriptif kuantitatif. Peneliti akan mengungkap fakta di
masa lalu yang sudah ada tanpa
memanipulasi data.
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam
pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik dokumentasi yaitu data
penelitian diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di koperasi. Data tersebut terdiri dari laporan keuangan untuk
periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.
2. Teknik
Analisis Data
Setelah data penelitian
diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis
deskriptif yaitu mendeskripsikan data
penelitian setelah dianalisis dengan analisis rasio keuangan dan analisis SWOT.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 PROFIL KOPERASI
4.1.1 Sejarah Koperasi
KSP. Gedong Sari didirikan pada tanggal 3 Januari 2008 dan akta pendiriannya telah disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor : 03/BH/XXVII.7/2008.
KSP ini terletak di jalan Kejanti
Semapura Klod, Galiran-Klungkung. Saat ini bidang usaha Koperasi Gedong
sari ini hanya unit simpan pinjam.
4.1.2 Struktur Organisasi Koperasi
Kepengurusan dalam sebuah organisasi koperasi
diperlukan untuk membuat suatu lembaga organisasi lebih terstruktur dan
terorganisir serta mengetahui dengan jelas deskripsi tugas dan kewajiban
masing-masing anggota. Saat ini
jumlah anggota pada akhir tahun 2012 sebanyak 27 orang. Untuk pengurus,
pengawas, dan karyawan sebagian besar diduduki oleh para anggota. Adapun susunan
kepengurusan pada koperasi adalah sebagai berikut :
a) Bagian pengurus terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara di mana pengurus aktif melakukan tugasnya
masing-masing setiap hari kerja sesuai dengan pembagian tugasnya.
b) Bagian pengawas terdiri dari ketua,
sekretaris dan bendahara. Pelaksanaan pengawasan terhadap jalannya usaha KSP Gedong Sari dilakukan
sesuai dengan anggaran dasar. Hasil pemeriksaan pengawas setiap akhir tahun
akan disampaikan langsung di hadapan Sidang Rapat Anggota Tahunan.
c) Bagian Karyawan/ Pengelola , jumlah
karyawan sebanyak 5 orang dan 2 orang pengurus aktif sebagai pengelola dalam
menjalankan usaha dengan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing
karyawan antara lain : Kasir, bagian pinjaman, bagian simpanan, juru buku,
petugas lapangan.
4.1.3 Jenis Usaha Koperasi
Setiap
koperasi mempunyai jenis usaha yang
digunakan pedoman sebagai kegiatan operasi yang akan dilakukan selama operasi
berlangsung. Adapun jenis usaha KSP Gedong Sari ini antara lain Simpanan Pokok,
Simpanan Wajib, Simpanan Khusus, Simpanan Berjangka Koperasi dan di bidang
pinjaman.
4.2 ANALISIS KINERJA KEUANGAN
Alat
analisis yang dipergunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada koperasi simpan
pinjam berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia No.96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar
Operasional ManajemenKoperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi
pasal 33 mengenai Pengukuran kinerja KSP/USP Koperasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 28 huruf f (pengukuran kinerja KSP/USP) meliputi aspek likuiditas,
solvabilitas dan rentabilitas.
4.2.1. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis likuiditas merupakan kemampuan
koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pemenuhan kewajiban jangka
pendek suatu lembaga dapat dijaminkan dengan jumlah aktiva yang dimilki
koperasi.
1. Current Ratio
Tabel. 4.1 Standar perhitungan Current Ratio
Komponen
|
Standar
|
Nilai
|
Kriteria
|
Current Ratio
|
175% - 200%
150% - 174%
125% - 149%
100% - 125%
<100 o:p="">100>
|
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber
: Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
Rumus
yang digunakan untuk menghitung rasio lancar (current ratio) ini adalah :
Tabel 4.2 Daftar perhitungan analisis rasio lancar
tahun 2011-2012
Tahun
|
Total Asset Lancar
|
Total Hutang
Lancar
|
Rasio (%)
|
Nilai
|
Kriteria
|
2011
|
2.533.613.835
|
2.013.896.284
|
126
|
50
|
Cukup baik
|
2012
|
2.616.550.109
|
1.941.589.345
|
135
|
50
|
Cukup baik
|
Sumber:
data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan
rasio sebesar 126 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- hutang lancar
dijamin dengan Rp. 126 aktiva lancar.
Pada tahun 2012 dihasilkan
rasio sebesar 135 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- hutang lancar
dijamin dengan Rp. 135 aktiva lancar.
2. Cash Ratio
Cash rasio
menujukkan hubungan antara perbandingan kas dan setara kas dengan hutang lancar
yang dimiliki oleh koperasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kas
yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Tabel. 4.3 Standar perhitungan Cash Ratio
Komponen
|
Standar
|
Nilai
|
Kriteria
|
Cash Ratio
|
175% - 200%
150% - 174%
125% - 149%
100% - 125%
<100 o:p="">100>
|
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber
: Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
Rumus yang digunakan untuk menghitung cash rasio ini adalah :
Tabel 4.4 Daftar perhitungan analisis cash ratio tahun 2011-2012
Tahun
|
Total
Kas + Bank
|
Total Kewajiban
|
Rasio (%)
|
Nilai
|
Kriteria
|
2011
|
70.688.437
|
2.635.752.384
|
3
|
0
|
Buruk
|
2012
|
187.365.909
|
2.685.316.001
|
7
|
0
|
Buruk
|
Sumber:
data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan
rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- kewajiban dijamin dengan Rp. 3,-
kas untuk memenuhi kewajibannya.
Pada tahun 2012 dihasilkan
rasio sebesar 7 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- kewajiban dijamin dengan Rp. 7,-
kas untuk memenuhi kewajibannya.
4.2.2.
Analisis Rasio Solvabilitas
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan
koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Perusahaan disebut solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva atau kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. 60
Sedangkan
koperasi yang tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut insolvabel.
Tabel. 4.5 Standar perhitungan rasio solvabilitas
Komponen
|
Standar
|
Nilai
|
Kriteria
|
Rasio solvabilitas
|
> 110%
101%-109%
90%-100%
< 90%
|
100
75
50
0
|
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Buruk
|
Sumber
: Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio solvabilitas ini adalah :
Tabel 4.6 Daftar perhitungan analisis tahun rasio solvabilitas 2011-2012
Tahun
|
Total
asset
|
Total Kewajiban
|
Rasio (%)
|
Nilai
|
Kriteria
|
2011
|
2.983.100.302
|
2.635.752.384
|
113
|
0
|
Baik
|
2012
|
3.047.931.472
|
2.685.316.001
|
114
|
0
|
Baik
|
Sumber:
data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan
rasio sebesar 113 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- kewajiban dijamin oleh asset yang
di miliki Rp. 113,- .
Pada tahun 2012 dihasilkan
rasio sebesar 114 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- kewajiban dijamin oleh asset yang
dimiliki Rp. 114,- .
4.2.3. Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan
koperasi untuk menghasilkan Sisa Hasil Usaha dalam periopde tertentu.
Rentabilitas koperasi diukur dari kesuksesan koperasi dan kemampuan menggunakan
aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu koperasi dapat
diketahui dengan memperbandingkan antara Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dalam
suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi tersebut.
Tabel. 4.7 Standar perhitungan rasio rentabilitas
Komponen
|
Standar
|
Nilai
|
Kriteria
|
rasio rentabilitas
|
21%
15% - 20%
10% - 14%
3% - 9%
<3 o:p="">3>
|
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber
: Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
Rumus yang digunakan untuk menghitung cash rasio ini adalah :
Tabel 4.8 Daftar perhitungan analisis rasio rentabilitas tahun 2011-2012
Tahun
|
Total SHU setelah pajak
|
Total modal sendiri
|
Rasio (%)
|
Nilai
|
Kriteria
|
2011
|
38.635.126
|
338.712.792
|
11
|
0
|
Cukup baik
|
2012
|
43.208.629
|
351.406.842
|
12
|
0
|
Cukup baik
|
Sumber:
data yang diolah
Pada tahun 2011dihasilkan
rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan
bahwa setiap Rp. 1,00,- Modal yang ditanamkan menghasilkan Rp. 3,- SHU.
Pada tahun 2012 dihasilkan
rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan
bahwa setiap Rp. 1,00,- Modal yang ditanamkan menghasilkan Rp. 3,- SHU.
4.2.4 PEMBAHASAN ANALISIS KEUANGAN
1. Current Ratio
Koperasi Gedong Sari pada kurun waktu 2 tahun yaitu 2011 dan 2012
memiliki angka rasio lancar berturut-turut, yaitu 126%,dan 135 % dimana kedua
angka rasio tersebut menunjukkan kriteria yang cukup baik. Hasil analisis di
atas menunjukkan bahwa koperasi Gedong Sari mempunyai harta yang cukup likuid
dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Kinerja keuangan yang
dapat dicapai berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa aktiva
lancar yang dimiliki koperasi menunjukkan criteria yang cukup baik dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya atau disebut juga dengan likuid. Hal itu
dapat dilihat dari perkembangan dua tahun berturut-turut yang menunjukkan angka
yang cukup stabil dimana angka yang dihasilkan tidak mengalami fluktuasi yang
terlalu signifikan dan masih dalam criteria dari standar yang telah ditentukan.
2. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang membandingkan
antara kas beserta setara kas dengan hutang lancar. Dan pada kurun waktu dua
tahun, yaitu pada tahun 2011dan 2012 analisis Cash Ratio pada koperasi Gedong
Sari menghasilkan menghasilkan angka rasio berturut-turut sebesar 3 % dan 7 %. Analisis
Cash Ratio juga menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini
disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang.
Sedangkan koperasi Gedong Sari ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana
sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman yang diberikan
koperasi kepada para nasabahnya. Analisis Cash Ratio ini menunjukkan
bahwa kas dan setara kas yang dimiliki koperasi Gedong Sari tidak cukup likuid dalam membayar hutang
lancarnya, keadaan ini sering disebut juga dengan istilah illikuid. Kas yang
terlalu sedikit dapat memperlambat kegiatan koperasi dan menghambat dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya, untuk itu pihak koperasi senantiasa agar kas
yang tersedia tetap banyak agar dapat memenuhi kewajibannya dengan cara
mengerahkan bagian merketing untuk dapat menambah jumlah anggota yang masuk
menjadi anggota baru serta menambah himpunan dana yang dititipkan pada pihak
koperasi, dengan begitu perputaran keuangan yang ada pada koperasi akan sedikit
teratasi.
3.
Solvabilitas
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi
kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Koperasi disebut
solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya. Sedangkan koperasi yang tidak mempunyai aktiva
atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut
insolvabel. Angka yang dihasilkan pada analisis rasio aseet terhadap Kewajiban
yang pada tahun 2011 dan 2012 menghasilkan angka rasio yang baik, yaitu 113 %
dan 114%. kedua angka tersebut menunjukkan angka yang baik. Hal ini disebabkan
karena total asset koperasi mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap
total hutang / kewajiban yang dimiliki koperasi. Hasil analisis di atas
menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi Gedong Sari sudah solvabel dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya.
4.Rentabilitas
Rentabilitas koperasi diukur berdasarkan tingkat kesuksesan koperasi
dan kemampuan koperasi dalam menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan
demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan memperbandingkan
antara Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva
atau jumlah modal koperasi tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi (ROE), pada
koperasi BMT Bina Usaha pada tahun 2011 dan 2012 menghasilkan angka rasio
berturut-turut, yaitu 11 % dan 12 % dengan kriteria cukup baik . Hasil analisis
tersebut menunjukkan bahwa modal yang dimilki koperasi cukup rentabel dalam
menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang maksimal, hal ini ditunjukkan dari hasil
analisis yang menghasilkan angka-angka rasio yang sesuai standar kementrian
koperasi dan UKM RI.
Hasil perhitungan analisis secara keseluruhan berdasarkan data-data
yang telah diolah di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi BMT Bina
Usaha mempunyai kriteria cukup baik sesuai dengan standar Keputusan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi
Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.
4.3 ANALISIS SWOT KOPERASI
a) Strength :
Kekuatan KSP. Gedong Sari antara lain terdapat pada : pengalaman
pengurus mengelola usaha yang bergerak dalam bidang keuangan cukup memadai,
kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, produk dan jasa yang cukup dikenal
oleh anggota, teknik pelaporan sarana kerja sudah menggunakan komputer yang
dilengkapi software yang memadai, kualitas produk dan jasa,
serta citra perusahaan yang baik.
b) Weakness :
Adapun dalam melaksanakan kegiatannya tidak terlepas
dari berbagai kekurangan dan Kelemahan antara lain terdapat pada :
·
kurangnya kemampuan pemupukan modal sendiri,
kondisi ini disebabkan oleh masih lemahnya pengetahuan dan sikap
profesionalisme karyawan dalam menjalankan tugasnya
·
keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan memadai dibidang perkoperasian,
·
kemampuan menghasilkan rentabilitas masih kecil,
yang disebabkan oleh cost of money masih tinggi.
c) Oppurtunities :
Peluang bagi KSP Gedong Sari antara lain : besarnya
pasar yang belum tergarap, perluasan
usaha dengan membuka unit pelayanan baru masih terbuka. Di samping itu pula
masih banyaknya masyarakat Bali Khusus di Klungkung yang membutuhkan biaya
untuk mencukupi kehidupannya sehingga kehadiran koperasi tersebut dapat
membantu mereka di dalam memenuhi kebutuhannya.
d) Threat:
Ancaman bagi KSP. Madani NTB antara lain :
- Masuknya
pendatang baru, artinya Usaha koperasi simpan pinjam merupakan usaha yang
dinamik, menarik, multi aspek, dan pelopor dalam dunia usaha. Di sisi lain
berbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor
usaha koperasi simpan pinjam adalah usaha yang cukup diminati untuk
dikembangkan, karena ijin pendirian koperasi, khususnya koperasi simpan
pinjam ijin pendiriannya sangat mudah, sehingga mengakibatkan pertumbuhan
koperasi simpan pinjam setiap tahun terus mengalami peningkatan, hal ini
akan meningkatkan persaingan antar koperasi simpan pinjam untuk
mempertahankan eksistensi keanggotaan.
- Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar
pemasok.
Koperasi simpan pinjam dalam mengadakan pelayanan
terhadap anggota disamping mempunyai tugas menarik dana dari angggota, juga
menyalurkan kembali kepada anggota dalam bentuk pinjaman. Dalam hal pemenuhan
kebutuhan anggota dalam bentuk pinjaman koperasi membutuhkan sumber dana untuk
membiayai kebutuhan anggota. Sumber dana koperasi (pemasok dana) adalah
bersumber dari : anggota, pemerintah (dalam hal ini dikelola oleh LPDB), dan
lembaga lain seperti bank. Permasalahan koperasi pada umumnya dalam hal
pemupukan modal, untuk kebutuhan ini biasanya mengadakan kerjasama dengan bank,
untuk dapat mengadakan kerjasama dengan bank sangat sulit, karena terbentur
masalah jaminan, sehingga posisi tawar koperasi terhadap bank sangat lemah,
sebaliknya bank sebagai pemasok dana mempunyai posisi tawar yang kuat. Untuk
mengantisipasi hal ini pemerintah mengeluarkan kebijakan kredit usaha rakyat
(KUR), dimana pemerintah menjamin agunan sebesar 70 % dari persyaratan agunan
yang ditentukan oleh bank, kalau ini bisa terlaksana akan merupakan peluang
bagi koperasi.
- Ancaman
produk substitusi.
Koperasi simpan pinjam mempunyai fungsi pokok adalah
menarik dana anggota yang mempunyai dana berlebih dan kemudian menyalurkan
kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota, sesuai dengan fungsinya tersebut
maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil
alih fungsi tersebut dari jasa koperasi simpan pinjam, misalnya: jasa
perbankan, jasa pegadaian, jasa lembaga pembiayaan non bank. Dari beberapa
macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan
anggota akan tetap menggunakan jasa koperasi, karena sistem pelayanan yang
dianut dalam koperasi dengan sistem kekeluargaan, sedangkan jasa pengganti
biasanya agakrigit (kaku).
- Ancaman
persaingan segmen yang ketat.
Koperasi telah memiliki segmen pasar yang jelas, yakni
para anggotanya sendiri (captive market) yang mana kebanyakan usaha
anggota adalah usaha mikro dan kecil, Segmen pelayanan KSP yang menjadi domain utama adalah Usaha Mikro
dan Kecil, kalaupun menyentuh usaha menengah, jumlahnya relatif sangat kecil.
Namun domain segmen pasar yang dimiliki oleh Koperasi tidak menjadi monopoli
Koperasi semata, ada banyak perusahaan non koperasi juga menjadi pangsa pasar
perusahaan lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya menghasilkan simpulan sebagai
berikut :
1. Analisis likuiditas pada
koperasi Gedong Sari dilihat
berdasarkan angka rasio yang
dihasilkan menunjukkan angka yang cukup baik atau likuid pada analisis Current Ratio yaitu dengan angka sesuai
standar sedangkan pada analisis Cash
Ratio menunjukkan hasil yang tidak
baik karena masih jauh di bawah standar yang telah
ditetapkan.
2. Analisis Solvabilitas pada
koperasi Gedong Sari menunjukkan
hasil yang baik atau solvabel dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban panjang
maupun pendeknya. Hal ini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan sesuai angka yang sesuai
standar yang telah ditetapkan
3. Analisis Rentabilitas menunjukkan
bahwa koperasi Gedong Sari cukup
rentabel dalam menghasilkan SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka rasio yang dihasilkan
telah sesuai denan standar yang telah
ditetapkan.
4. Strategi yang tepat diperlukan dalam
menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam industri perkoperasian. Dalam
analisis SWOT ini koperasi Gedong Sari dapat memanfaatkan kekuatan yang
dimilikinya untuk mengambil peluang-peluang yang bersifat strategis, serta
memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut budaya bersaing dalam menghadapi
ancaman masuknya pendatang baru.
5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari
hasil simpulan di atas, antara lain :
1. Sebaiknya koperasi Gedong Sari tidak hanya
menitikberatkan aktivanya hanya pada
akun piutang saja, karena selain piutang akun kas juga salah satu aktiva yang likuid bahkan lebih likuid daripada
akun piutang sehingga dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya bias lebih
cepat.
2. Sebaiknya koperasi Gedong Sari senantiasa melakukan
analisis rasio-rasio keuangan secara
periodik, hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh
mana kinerja koperasi yang telah dilakukan dan untuk pertimbangan manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang akan diambil pada tahun-tahun
berikutnya.
3. Sebaiknya
koperasi Gedong Sari dapat
memanfatkan peluang dan kekuatan yang ad di dalam koperasi tersebut dan Pihak
manajemen dalam hal ini pengurus harus
meninggalkan cara-cara konvensional dalam pengelolaan koperasi, dengan beralih
ke manajemen bisnis modern.
DAFTAR PUSTAKA
Amin
Wijaya Tunggal. (1995). Dasar Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen
Koperasi. (1992). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992
Tentang Perkoperasian. Semarang: Aneka Ilmu
Ikatan
Akuntan Indosesia. (2000) Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Mamduh
Hanafi dan Abdul Halim (2000). Analisis
Laporan Keuangan, Yogyakarta, UPP AMP YKPN
Mardiasmo.
1999. Akuntansi Keuangan Dasar I. Yogyakarta: BPFE
Menteri
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (2002). Pedoman Penilaian Koperasi,
Pengusaha Kecil dan Pengusaha enengah Berprestasi Tahun 2002.Jakarta:
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Munawir.
(2001) Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty