Selasa, 25 November 2014

penelitian koperasi



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah

      Koperasi merupakan sokoguru perekonomian Nasional diharapkan mampu bertahan terhadap berbagai goncangan yang terjadi di Indonesia. Kondisi perekonomian yang belum stabil dan krisis moneter yang belum juga berakhir ini mengakibatkan berbagai unit bisnis maupun badan usaha banyak yang menderita kerugian bahkan sampai mengalami kebangkrutan. Namun demikian, hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh koperasi, karena saat ini koperasi mempunyai kedudukan yang sejajar dengan badan usaha yang lain, (Perseroan Terbatas, misalnya). Yakni koperasi  tidak hanya sebagai kumpulan orang-orang yang bertujuan untuk kesejahteraan anggotanya saja, tetapi koperasi dituntut untuk berkiprah dalam rangka memperoleh keuntungan optimal (profit oriented) yang merupakan bagian integral tata perekonomian Nasional.
Peran koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri; demokratis, kebersamaan, kekeluargaan dan keterbukaan (Departemen Koperasi: 1992).
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh koperasi sudah seharusnya dikelola secara profesional agar mampu berperan aktif dalam dunia usaha yang semakin ketat persaingannya. Keberhasilan usaha atau kinerja koperasi dapat dilihat dari berbagai parameter yaitu hasil usaha yang bersifat financial maupun non financial.
Dalam hal ini, penulis mencoba menganalisis KSP. Gedong Sari sebagai salah satu koperasi yang menyediakan jasa simpan pinjam, sebagai bahan studi. Dalam paparan ini akan dicoba dibahas mengenai profil, posisi keuangan, dan strategi koperasi.

1.2         Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
a.       Bagaimana kinerja keuangan KSP “Gedong Sari”?
b.      Bagaimana Analisis SWOT yang di terapkan pada KSP “Gedong Sari” ?

1.3         Tujuan Penelitian

Sebagaimana dengan masalah yang diteliti maka tujuan  yang ingin dicapai dari
hasil penelitian ini adalah
a.         Untuk mengetahui kinerja keuangan KSP “Gedong Sari”.
b.       Untuk mengetahui Analisis SWOT yang di terapkan KSP “Gedong Sari”.

1.4         Manfaat Penelitian.

    Penelitian  ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
  1. Bagi manajemen Koperasi Simpan Pinjam “Gedong Sari”
Dapat dijadikan pedoman dalam pengambilan kebijakan keuangan dan selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk melangkah ke depan agar tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan informasi akuntansi yang disajikan, karena kesalahan penafsiran dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan tindakan/keputusan.
  1. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai media aplikasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai analisis kinerja keuangan dan analisis SWOT sebagai dasar evaluasi manajemen koperasi.  














BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1      Kajian Teoritik

2.1.1  Pengertian dan Tujuan Koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan (Departemen Koperasi: 1992: 2). Artinya koperasi sebagai unit bisnis diberikan kesempatan untuk menjalankan usaha dalam rangka memperoleh keuntungan namun harus tetap tidak meninggalkan karakteristik dan prinsip-prinsip koperasi yang telah ditetapkan.
Tujuan koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 (Departemen Koperasi: 1992: 10).  Kesejahteraan anggota merupakan prioritas utama yang harus dipegang koperasi, namun demikian harus tetap diusahakan tercapainya kemakmuran, keadilan dan kemajuan koperasi, karena kemajuan koperasi tidak terlepas dari partisipasi anggota dan pengelolaan secara profesional.

2.1.2        Kinerja Keuangan
Menurut Martono (2002;52) kinerja keuangan suatu koperasi atau badan usaha lain sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeholders), seperti investor, kreditur, analis, konsultan keuangan, pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba-rugi dari suatu koperasi atau badan usaha lain, apabila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu koperasi atau badan usaha lain selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan atau koperasi.
Kinerja keuangan koperasi dapat diukur berdasarkan rasio keuangan dengan analisis rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas. Semakin besar nilai rasio-rasio tersebut, maka kinerja dapat tercapai. Sedangkan untuk rasio leverage jika semakin kecil nilainya maka kinerjanya semakin baik.
Informasi kinerja koperasi terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dilakukan atau dikendalikan di masa datang. Informasi fluktuasi kenerja sangat penting dan bermanfaat untuk prediksi kapasitas perusahaan atau koperasi dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu infomasi kinerja juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas koperasi dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

2.1.3        Analisis SWOT
 Dalam pengambilan keputusan strategi pengembangan suatu usaha untuk masa depan perlu dilakukan suatu analisis SWOT untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat memanfaatkan kekuatan (Strength) dan peluang (opportunity)  yang bersamaan dengan mengurangi kelemahan (weakness) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 1997). Unsur kekuatan dan unsur kelemahan merupakan faktor yang datang dari dalam usaha tersebut sedangkan unsur peluang dan unsur ancaman adalah merupakan faktor yang datang dari luar usaha tersebut.
            Menurut Tedjo Triporno, S.T, Dkk (2005), cara menganalisa unsur SWOT tersebut untuk menghasilkan suatu keputusan yang tepat adalah dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT bertujuan untuk mengidentifikasikan alternative-alternatif strategi yang sesuai untuk dilaksanakan. Secara umum ada empat jenis kelompok strategi yang dihasilkan dari analisis terhadap matriks SWOT, yaitu:
1. Strategi S  – O;
2. Strategi S  –  T;
3. Strategi W – O;
4. Strategi W – T.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini termasuk dalam kategori penelitian deskriptif kuantitatif. Peneliti akan mengungkap fakta di masa lalu  yang sudah ada tanpa memanipulasi data.
1. Teknik Pengumpulan Data
               Dalam pengumpulan data penelitian ini digunakan teknik dokumentasi yaitu data penelitian diperoleh dari dokumen-dokumen yang ada di koperasi. Data tersebut terdiri dari laporan keuangan untuk periode tahun 2011 sampai dengan  tahun 2012.
2. Teknik Analisis Data
                        Setelah data penelitian diperoleh selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis deskriptif  yaitu mendeskripsikan data penelitian setelah dianalisis dengan analisis rasio keuangan dan analisis SWOT.














BAB IV
PEMBAHASAN

4.1     PROFIL KOPERASI
4.1.1  Sejarah Koperasi
          KSP. Gedong Sari didirikan pada tanggal 3 Januari 2008 dan akta pendiriannya telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor : 03/BH/XXVII.7/2008. KSP ini terletak di jalan Kejanti  Semapura Klod, Galiran-Klungkung. Saat ini bidang usaha Koperasi Gedong sari ini hanya unit simpan pinjam.

4.1.2  Struktur Organisasi Koperasi
            Kepengurusan dalam sebuah organisasi koperasi diperlukan untuk membuat suatu lembaga organisasi lebih terstruktur dan terorganisir serta mengetahui dengan jelas deskripsi tugas dan kewajiban masing-masing anggota. Saat ini jumlah anggota pada akhir tahun 2012 sebanyak 27 orang. Untuk pengurus, pengawas, dan karyawan sebagian besar diduduki oleh para anggota. Adapun susunan kepengurusan pada koperasi adalah sebagai berikut :
a)      Bagian pengurus terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara di mana pengurus aktif melakukan tugasnya masing-masing setiap hari kerja sesuai dengan pembagian tugasnya.
b)      Bagian pengawas terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Pelaksanaan pengawasan terhadap  jalannya usaha KSP Gedong Sari dilakukan sesuai dengan anggaran dasar. Hasil pemeriksaan pengawas setiap akhir tahun akan disampaikan langsung di hadapan Sidang Rapat Anggota Tahunan. 
c)      Bagian Karyawan/ Pengelola , jumlah karyawan sebanyak 5 orang dan 2 orang pengurus aktif sebagai pengelola dalam menjalankan usaha dengan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan antara lain : Kasir, bagian pinjaman, bagian simpanan, juru buku, petugas lapangan.


4.1.3   Jenis Usaha Koperasi
            Setiap koperasi  mempunyai jenis usaha yang digunakan pedoman sebagai kegiatan operasi yang akan dilakukan selama operasi berlangsung. Adapun jenis usaha KSP Gedong Sari ini antara lain Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Simpanan Khusus, Simpanan Berjangka Koperasi dan di bidang pinjaman.

4.2  ANALISIS KINERJA KEUANGAN
            Alat analisis yang dipergunakan untuk mengukur kinerja keuangan pada koperasi simpan pinjam berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional ManajemenKoperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi pasal 33 mengenai Pengukuran kinerja KSP/USP Koperasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 huruf f (pengukuran kinerja KSP/USP) meliputi aspek likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
4.2.1. Analisis Rasio Likuiditas
Analisis likuiditas merupakan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pemenuhan kewajiban jangka pendek suatu lembaga dapat dijaminkan dengan jumlah aktiva yang dimilki koperasi.
1. Current Ratio
Tabel. 4.1 Standar perhitungan Current Ratio
Komponen
Standar
Nilai
Kriteria
Current Ratio
175% - 200%
150% - 174%
125% - 149%
100% - 125%
<100 o:p="">
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
         Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar (current ratio) ini adalah :
       
        Tabel 4.2 Daftar perhitungan analisis rasio lancar tahun 2011-2012
       
Tahun
Total Asset Lancar
Total Hutang
Lancar
Rasio (%)
Nilai
Kriteria
2011
2.533.613.835
2.013.896.284
126
50
Cukup baik
2012
2.616.550.109
1.941.589.345
135
50
Cukup baik
Sumber: data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan rasio sebesar 126 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 126 aktiva lancar.
Pada tahun 2012 dihasilkan rasio sebesar 135 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 100,00,- hutang lancar dijamin dengan Rp. 135 aktiva lancar.

2. Cash Ratio
Cash rasio menujukkan hubungan antara perbandingan kas dan setara kas dengan hutang lancar yang dimiliki oleh koperasi. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan kas yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang-hutangnya tepat pada waktunya.

Tabel. 4.3 Standar perhitungan Cash Ratio
Komponen
Standar
Nilai
Kriteria
Cash Ratio
175% - 200%
150% - 174%
125% - 149%
100% - 125%
<100 o:p="">
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
         Rumus yang digunakan untuk menghitung cash rasio ini adalah :
       
          Tabel 4.4 Daftar perhitungan analisis cash ratio tahun 2011-2012
Tahun
Total
Kas + Bank
Total Kewajiban
Rasio (%)
Nilai
Kriteria
2011
70.688.437
2.635.752.384
3
0
Buruk
2012
187.365.909
2.685.316.001
7
0
Buruk
Sumber: data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp.   100,00,- kewajiban dijamin dengan Rp. 3,- kas untuk memenuhi kewajibannya.
Pada tahun 2012 dihasilkan rasio sebesar 7 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp.   100,00,- kewajiban dijamin dengan Rp. 7,- kas untuk memenuhi kewajibannya.

4.2.2. Analisis Rasio Solvabilitas
         Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan disebut solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. 60
Sedangkan koperasi yang tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut insolvabel.
Tabel. 4.5 Standar perhitungan rasio solvabilitas
Komponen
Standar
Nilai
Kriteria
Rasio solvabilitas
 > 110%
101%-109%
90%-100%
< 90%

100
75
50
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Buruk
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
         Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio solvabilitas ini adalah :
       
          Tabel 4.6 Daftar perhitungan analisis tahun rasio solvabilitas 2011-2012
Tahun
Total
asset
Total Kewajiban
Rasio (%)
Nilai
Kriteria
2011
2.983.100.302
2.635.752.384
113
0
Baik
2012
3.047.931.472
2.685.316.001
114
0
Baik
Sumber: data yang diolah
Pada tahun 2011 dihasilkan rasio sebesar 113 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp.   100,00,- kewajiban dijamin oleh asset yang di miliki  Rp. 113,- .
Pada tahun 2012 dihasilkan rasio sebesar 114 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp.   100,00,- kewajiban dijamin oleh asset yang dimiliki Rp. 114,- .
4.2.3. Analisis Rasio Rentabilitas
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk menghasilkan Sisa Hasil Usaha dalam periopde tertentu. Rentabilitas koperasi diukur dari kesuksesan koperasi dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan memperbandingkan antara Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi tersebut.

Tabel. 4.7 Standar perhitungan rasio rentabilitas
Komponen
Standar
Nilai
Kriteria
rasio rentabilitas
21%
15% - 20%
10% - 14%
3% - 9%
<3 o:p="">
100
75
50
25
0
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Kurang Baik
Buruk
Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM RI 2004
         Rumus yang digunakan untuk menghitung cash rasio ini adalah :
       
          Tabel 4.8 Daftar perhitungan analisis rasio rentabilitas tahun 2011-2012
Tahun
Total SHU setelah pajak
Total modal sendiri
Rasio (%)
Nilai
Kriteria
2011
38.635.126
338.712.792
11
0
Cukup baik
2012
43.208.629
351.406.842
12
0
Cukup baik  
Sumber: data yang diolah
Pada tahun 2011dihasilkan rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00,- Modal yang ditanamkan menghasilkan Rp. 3,- SHU.
Pada tahun 2012 dihasilkan rasio sebesar 3 %, ini menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00,- Modal yang ditanamkan menghasilkan Rp. 3,- SHU.



4.2.4 PEMBAHASAN ANALISIS KEUANGAN
1. Current Ratio
Koperasi Gedong Sari pada kurun waktu 2 tahun yaitu 2011 dan 2012 memiliki angka rasio lancar berturut-turut, yaitu 126%,dan 135 % dimana kedua angka rasio tersebut menunjukkan kriteria yang cukup baik. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa koperasi Gedong Sari mempunyai harta yang cukup likuid dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Kinerja keuangan yang dapat dicapai berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa aktiva lancar yang dimiliki koperasi menunjukkan criteria yang cukup baik dalam memenuhi kewajiban-kewajiban lancarnya atau disebut juga dengan likuid. Hal itu dapat dilihat dari perkembangan dua tahun berturut-turut yang menunjukkan angka yang cukup stabil dimana angka yang dihasilkan tidak mengalami fluktuasi yang terlalu signifikan dan masih dalam criteria dari standar yang telah ditentukan.

2. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara kas beserta setara kas dengan hutang lancar. Dan pada kurun waktu dua tahun, yaitu pada tahun 2011dan 2012 analisis Cash Ratio pada koperasi Gedong Sari menghasilkan menghasilkan angka rasio berturut-turut sebesar 3 % dan 7 %. Analisis Cash Ratio juga menghasilkan angka yang jauh dibawah standar, hal ini disebabkan karena pada analisis tersebut tidak melibatkan akun piutang. Sedangkan koperasi Gedong Sari ini bergerak dalam bidang simpan pinjam dimana sebagian besar aktivanya diperoleh dari hasil perputaran pinjaman yang diberikan koperasi kepada para nasabahnya. Analisis Cash Ratio ini menunjukkan bahwa kas dan setara kas yang dimiliki koperasi Gedong Sari  tidak cukup likuid dalam membayar hutang lancarnya, keadaan ini sering disebut juga dengan istilah illikuid. Kas yang terlalu sedikit dapat memperlambat kegiatan koperasi dan menghambat dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, untuk itu pihak koperasi senantiasa agar kas yang tersedia tetap banyak agar dapat memenuhi kewajibannya dengan cara mengerahkan bagian merketing untuk dapat menambah jumlah anggota yang masuk menjadi anggota baru serta menambah himpunan dana yang dititipkan pada pihak koperasi, dengan begitu perputaran keuangan yang ada pada koperasi akan sedikit teratasi.

3. Solvabilitas
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Koperasi disebut solvabel apabila koperasi mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya. Sedangkan koperasi yang tidak mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya disebut insolvabel. Angka yang dihasilkan pada analisis rasio aseet terhadap Kewajiban yang pada tahun 2011 dan 2012 menghasilkan angka rasio yang baik, yaitu 113 % dan 114%. kedua angka tersebut menunjukkan angka yang baik. Hal ini disebabkan karena total asset koperasi mampu memberikan kontribusi yang cukup terhadap total hutang / kewajiban yang dimiliki koperasi. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi Gedong Sari sudah solvabel dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya.

4.Rentabilitas
Rentabilitas koperasi diukur berdasarkan tingkat kesuksesan koperasi dan kemampuan koperasi dalam menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian rentabilitas suatu koperasi dapat diketahui dengan memperbandingkan antara Sisa Hasil Usaha yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi tersebut. Analisis rentabilitas ekonomi (ROE), pada koperasi BMT Bina Usaha pada tahun 2011 dan 2012 menghasilkan angka rasio berturut-turut, yaitu 11 % dan 12 % dengan kriteria cukup baik . Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa modal yang dimilki koperasi cukup rentabel dalam menghasilkan Sisa Hasil Usaha yang maksimal, hal ini ditunjukkan dari hasil analisis yang menghasilkan angka-angka rasio yang sesuai standar kementrian koperasi dan UKM RI.
Hasil perhitungan analisis secara keseluruhan berdasarkan data-data yang telah diolah di atas menunjukkan bahwa kinerja keuangan koperasi BMT Bina Usaha mempunyai kriteria cukup baik sesuai dengan standar Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 96/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi.

4.3 ANALISIS SWOT KOPERASI
a)      Strength :
Kekuatan KSP. Gedong Sari antara lain terdapat pada : pengalaman pengurus mengelola usaha yang bergerak dalam bidang keuangan cukup memadai, kekuatan manajemen dan budaya perusahaan, produk dan jasa yang cukup dikenal oleh anggota, teknik pelaporan sarana kerja sudah menggunakan komputer yang dilengkapi software yang memadai, kualitas produk dan jasa, serta citra perusahaan yang baik.
b)      Weakness :
Adapun dalam melaksanakan kegiatannya tidak terlepas dari berbagai kekurangan dan Kelemahan antara lain terdapat pada :
·      kurangnya kemampuan pemupukan modal sendiri, kondisi ini disebabkan oleh masih lemahnya pengetahuan dan sikap profesionalisme karyawan dalam menjalankan tugasnya
·      keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan memadai dibidang perkoperasian,
·      kemampuan menghasilkan rentabilitas masih kecil, yang disebabkan oleh cost of money masih tinggi.
c)      Oppurtunities :
Peluang bagi KSP Gedong Sari antara lain : besarnya pasar  yang belum tergarap, perluasan usaha dengan membuka unit pelayanan baru masih terbuka. Di samping itu pula masih banyaknya masyarakat Bali Khusus di Klungkung yang membutuhkan biaya untuk mencukupi kehidupannya sehingga kehadiran koperasi tersebut dapat membantu mereka di dalam memenuhi kebutuhannya.
d)     Threat:
Ancaman bagi KSP. Madani NTB antara lain :
  •  Masuknya pendatang baru, artinya Usaha koperasi simpan pinjam merupakan usaha yang dinamik, menarik, multi aspek, dan pelopor dalam dunia usaha. Di sisi lain berbagai bukti empirik secara tak langsung telah membuktikan bahwa sektor usaha koperasi simpan pinjam adalah usaha yang cukup diminati untuk dikembangkan, karena ijin pendirian koperasi, khususnya koperasi simpan pinjam ijin pendiriannya sangat mudah, sehingga mengakibatkan pertumbuhan koperasi simpan pinjam setiap tahun terus mengalami peningkatan, hal ini akan meningkatkan persaingan antar koperasi simpan pinjam untuk mempertahankan eksistensi keanggotaan.
  • Ancaman peningkatan kekuatan posisi tawar pemasok.
Koperasi simpan pinjam dalam mengadakan pelayanan terhadap anggota disamping mempunyai tugas menarik dana dari angggota, juga menyalurkan kembali kepada anggota dalam bentuk pinjaman. Dalam hal pemenuhan kebutuhan anggota dalam bentuk pinjaman koperasi membutuhkan sumber dana untuk membiayai kebutuhan anggota. Sumber dana koperasi (pemasok dana) adalah bersumber dari : anggota, pemerintah (dalam hal ini dikelola oleh LPDB), dan lembaga lain seperti bank. Permasalahan koperasi pada umumnya dalam hal pemupukan modal, untuk kebutuhan ini biasanya mengadakan kerjasama dengan bank, untuk dapat mengadakan kerjasama dengan bank sangat sulit, karena terbentur masalah jaminan, sehingga posisi tawar koperasi terhadap bank sangat lemah, sebaliknya bank sebagai pemasok dana mempunyai posisi tawar yang kuat. Untuk mengantisipasi hal ini pemerintah mengeluarkan kebijakan kredit usaha rakyat (KUR), dimana pemerintah menjamin agunan sebesar 70 % dari persyaratan agunan yang ditentukan oleh bank, kalau ini bisa terlaksana akan merupakan peluang bagi koperasi.
  •  Ancaman produk substitusi.
Koperasi simpan pinjam mempunyai fungsi pokok adalah menarik dana anggota yang mempunyai dana berlebih dan kemudian menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota, sesuai dengan fungsinya tersebut maka jika kita identifikasikan ada beberapa jasa pengganti yang dapat mengambil alih fungsi tersebut dari jasa koperasi simpan pinjam, misalnya: jasa perbankan, jasa pegadaian, jasa lembaga pembiayaan non bank. Dari beberapa macam jasa pengganti, berdasarkan kelebihan dan kelemahannya, maka kecendrungan anggota akan tetap menggunakan jasa koperasi, karena sistem pelayanan yang dianut dalam koperasi dengan sistem kekeluargaan, sedangkan jasa pengganti biasanya agakrigit (kaku).
  •  Ancaman persaingan segmen yang ketat.
Koperasi telah memiliki segmen pasar yang jelas, yakni para anggotanya sendiri (captive market) yang mana kebanyakan usaha anggota adalah usaha mikro dan kecil, Segmen pelayanan KSP  yang menjadi domain utama adalah Usaha Mikro dan Kecil, kalaupun menyentuh usaha menengah, jumlahnya relatif sangat kecil. Namun domain segmen pasar yang dimiliki oleh Koperasi tidak menjadi monopoli Koperasi semata, ada banyak perusahaan non koperasi juga menjadi pangsa pasar perusahaan lain.

















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    KESIMPULAN
Hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya menghasilkan simpulan sebagai berikut :
1. Analisis likuiditas pada koperasi Gedong Sari dilihat berdasarkan angka rasio yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup baik atau likuid pada analisis Current Ratio yaitu dengan angka sesuai standar sedangkan pada analisis Cash Ratio menunjukkan hasil yang tidak baik karena masih jauh di bawah standar yang telah
               ditetapkan.
2. Analisis Solvabilitas pada koperasi Gedong Sari menunjukkan hasil yang baik atau solvabel dalam memenuhi kewajiban-kewajiban panjang maupun pendeknya. Hal ini dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan sesuai angka yang sesuai standar yang telah ditetapkan
3. Analisis Rentabilitas menunjukkan bahwa koperasi Gedong Sari cukup rentabel dalam menghasilkan SHU yang maksimal. Hal ini dilihat dari angka-angka rasio yang dihasilkan telah sesuai denan standar yang telah ditetapkan.
4.  Strategi yang tepat diperlukan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat dalam industri perkoperasian. Dalam analisis SWOT ini koperasi Gedong Sari dapat memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya untuk mengambil peluang-peluang yang bersifat strategis, serta memperbaiki kelemahannya terutama menyangkut budaya bersaing dalam menghadapi ancaman masuknya pendatang baru.

5.2 SARAN
Saran yang dapat diberikan dari hasil simpulan di atas, antara lain :
1.  Sebaiknya koperasi Gedong Sari tidak hanya menitikberatkan aktivanya hanya pada akun piutang saja, karena selain piutang akun kas juga salah satu aktiva yang likuid bahkan lebih likuid daripada akun piutang sehingga dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya bias lebih cepat.
2.  Sebaiknya koperasi Gedong Sari senantiasa melakukan analisis rasio-rasio keuangan secara periodik, hal ini dilakukan agar mengetahui sejauh mana kinerja koperasi yang telah dilakukan dan untuk pertimbangan manajemen dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang akan diambil pada tahun-tahun berikutnya.
3.   Sebaiknya koperasi Gedong Sari dapat memanfatkan peluang dan kekuatan yang ad di dalam koperasi tersebut dan Pihak manajemen dalam hal ini pengurus  harus meninggalkan cara-cara konvensional dalam pengelolaan koperasi, dengan beralih ke manajemen bisnis modern.



















DAFTAR PUSTAKA

Amin Wijaya Tunggal. (1995). Dasar Dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Koperasi. (1992). Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Semarang: Aneka Ilmu

Ikatan Akuntan Indosesia. (2000) Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Mamduh Hanafi dan Abdul Halim (2000). Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta, UPP AMP YKPN

Mardiasmo. 1999. Akuntansi Keuangan Dasar I. Yogyakarta: BPFE

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. (2002). Pedoman Penilaian Koperasi, Pengusaha Kecil dan Pengusaha enengah Berprestasi Tahun 2002.Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Munawir. (2001) Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty