April - mei
bulan penuh misteri, dimana aku ditinggalkan 2 sosok orang yang sangat penting dihidupku. yang pertama seseorang yang aku kira dia adalah teman hudupku tapi ternyata tidak. mungkin aku hanya pelampiasan atau hanya iklan dikehidupannya. sudalah...
aku tak bisa berharap banyak, karena ini telah terjadi. biarkan dia pergi dengan semua rahasia yang dia simpan sendiri. aku mungkin ingin mengetahuinya, tapi lebih baik tidak.
yang kedua aku kehilangan sesosok kawan terbaik dihidupku, ya dia adalah sahabat kecilku. kita telah mengenal satu sama lain sejak kita belum berumur 1tahun. orang tua kita bersahabat, dari situlah kita juga bersahabat. Ia pergi meninggalkan dunia yang misteri ini dengan cara yang tragis. sampai sekarang aku masih tak menyangka, dia telah pergi. ini mungkin terlalu cepat
aku sengaja akhir akhir ini mencari kesibukan supaya bisa melupakan kejadian ini. sungguh tak bisa dibayangkan sebelumnya. kenapa orang baik seperti dia meninggalkan bumi secepat ini. dia tak bisa digantikan dengan siapapun. dia selalu ada dibayanganku, banyak planning yang belum kita wujudkan.
Hay Putu liong, aku merindukan dirimu. kamu selalu menjadi sahabat bahkan saudara terbaik ku dan kakakku. keluargaku dan keluargamu merindukan kamu, ya kita semua yang ditinggalkanmu merindukan dirimu dan sifat baikmu. bayangmu selalu di piranku.kita sudah dipisahkan oleh dunia yang berbeda. mungkin susatu saat aku akan menceritakan hal-hal yang kita alami bersama di blog ini. waktuku tidak banyak untuk menulis kenangan semacam ini dikarenakan tugas yang menumpuk dan lain hal. aku merindukan sosokmu putu, saat kita menceritakan kehidupan kita berdua yang berbeda dan aku selalu mendengarkan cerita dan cita-citamu. aku rindu saat kita bersama. hehehe gak ada lagi deh yang menginap dirumahku dan bermain XBOX bersama kakakku. ayo, kapan lagi kamu bisa pukul kepalaku memakai bantal yang ada disofaku dan aku membalasnya. kapan lagi aku membuatkan es cincau saat kamu dan bapakmu mampir kerumah setelah letih bergoes ria. kapan lagi kamu bisa gonceng aku memakai sepeda gayung. kapan lagi kamu gonceng aku memakai motorku. kapan lagi kita bisa saling berdebat. kapan lagi kamu bisa memperbaiki laptopku yang sudah sekarat itu. kini laptop itu tinggal kenangan. dan sekarang laptop yang baru ini, akan menemaniku. iya laptop. laptop yang kita beli bersama, kamu mengantarkanku membeli laptop ini di suatu pusat belanja beraneka ragam teknologi. kamu ingat kan? kamu begitu pintar dalam teknologi software hardware. sudah banyak kamu membantu keluargaku dan keluargaku membantu keluargamu.
beberapa hari yang lalu mamak mu menelpon bapakku, mengatakan akan bermain kerumahku bersama bapakmu dan adikmu jikalau ada waktu luang. apakah kamu akan ikut juga putu? ya semoga bapakmu bisa menerima kepergianmu. karena aku sedih saat melihat bapakmu selalu menangis saat menceritakan kejadian itu. mamak dan adikmu juga putu. aku tidak tega melihat bapakmu pingsan terus menerus. bapakmu begitu menyayangimu. hay putu, kita adalah 4 anak kupang yang tak terpisahkan jarak hingga sekarang kita sama sama tinggal dibali walaupun berbeda kabupaten.
terimakasih putu aku merindukan kenangan kita yang begitu banyaknya. aku tak bisa menuliskan semua kenangan tentang keluargaku dan keluargamu. mungkin akan menjadi satu buku yang tebal. salamku untukmu Putu Erwin Mahardika a.k.a putu liong
Sabtu, 09 Mei 2015
Rabu, 06 Mei 2015
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN
Akuntansi
Keprilakuan
ASPEK
KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN
Oleh
:
Made
Puspita Christanti (1215351152)
Vazria
Ulfa Liandini (1215351191)
Yoana
Dharmawan (1215351196)
Luh Ariska Putri (1215351202)
Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015
ASPEK
KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN
I.
SYARAT-SYARAT
PELAPORAN
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk
melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini,
bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan
kita ,dan seterusnya. Hal – hal ini pada umumnya sering disebut sebagai
persyaratan pelaporan. Kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai
dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan
informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga
penting sekali untuk memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan terhadap
perilaku dari mereka yang diharuskan untuk memberikan laporan informasi
tertentu musti dikaji. Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan secara
bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau kelompok lain yang
diharuskan untuk melaporkan informasi.
Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi
atas informasi yang memiliki implikasi keuanganatau manajemen. Karena
pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang
mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini
memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan
pelapor. Yang mana pula kebanykan dari informasi akuntasi digunakan dan
dikomunikasikan hanya karaena seserang memiliki posisi kekuasaan.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang
penting dari proses pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor
dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan
rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatif seperti
pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi ang dilaporkan
adalah cara paling umum untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk
pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan
karena kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh
beraneka ragam prang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam
organisasi, manajer biasanya memiliki hak untuk mengharuskan bawahannya
melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat
melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah kurang jelas dan
bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi.
Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan untuk melaporkan
secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan
operasinya. Setiap orang ang terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem
informasi perlu memahami dapak yang mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap
pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan
dampak semacam itu.
II.
BAGAIMANA
PERSYARATAN PELAPORAN MEMPENGARUHI PERILAKU
Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi
perilaku pelaporan bukanlah sesuatu yang baru atau bagi manajemen dan
akuntansi. Para psikolog sangat menyadari bahwa orang dapat merespon terhadap “
tuntunan” dari situasi eksperimental dengan keperilakuan secara berbeda dengan
apa ang mereka lakukan dalam situasi lain. Sementara psikolog eksperimental
mencoba untuk menghindari hal itu krena orientasi dan riset mereka. Manajer dan
badan reguer secara aktif mencoba untuk memberikan tuntunan kepada orang lain
guna membuat mereka berperilaku dengan cara tertentu. Manajer dan badan
regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik menggunakan tuntutan seacam itu
dan untuk menediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi prilaku dan
kinerja.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi prilaku
pelaporan dalam beberapa cara. Bentuk lain dari pegukuran yang digunakan dalam
organisasi seperti audit dan pengamatan langsung, juga memiliki banyak dampak
ang sama terhadap persyaratan pelaporan, setelah dampak spesifiknya sendiri.
Antisipasi Penggunaan Informasi
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum
bagi si pengirim untuk paling tidak berfikir, jika tidak bertanya “ mengapa
mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana ereka akan menggunakannya?”. Si
pengirim ingin mengetahui apakah di penerima akan mengambil sutu tindakan yang
berkaitan dengan, atau memiliki pendapat mengenai si pengirim karena informasi
yang dilaporkan tersebut. Karena si penerima menggunakan informasi ang
dilaporkan sebagai suatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya,
pertimbangan si pengirim mengenai penggunaan ang mungkin sangat berdasar.
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu
sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana
penerima akan bereaksi terhadp informsi yang dilaporkan.
Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan
mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan
deskripsi mengenai prilaku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi oleh si
pengirim atau sesuatu untuk mana si pengirim bertanggung jawab.
Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai.
Kadang kala penerima mengatakan dengan jelas bagaimana
mereka menginginkan si pengirim untuk berprilaku. Tapi seringkali mereka tidak
menginginkan atau mereka mungkin menginginkan banyak hal-hal yang sulit untuk
dicapai secara simultan, seperti laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan
jangka panjang yang baik atau citra publik yang bagus. Jik si pegirim
bertanggung jawab kepada si penerima. Apa yang diharuskan untuk dilaporkan oleh
pengirim adalah suatu tanda bagi pengirim sebelum tindakan diambil, mengenai
tindakan dan hasil yang penting bagi si penerima.
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon
penerima, atau kurangnya respon penerima, bahwa mereka tidak menggunakan
informasi yang dilaporkan seperti yang mereka katakan. Anekdot klasik mengenai
hal ini adalah mahasiswa yang mengetik alamat yang panjang di tengah-tengah
suatu makalah untuk menambah ketebalannya. Makalah tersebut dikembalikan dengan
suatu nilai, tetapi tanpa indikasi bahwa dosen tersebut telah melihat hal itu.
Insentif/ Saksi
Semakin besar potensi insentif dan sanksi yang
diberikan oleh pihak manajemen dalam suatu organisasi misalnya, maka si pembuat
informasi akan semakin berhati – hati dalam bertindak untuk memastikan bahwa
informasi yang ia buta dapat diterima dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Penetuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah
persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau
tidak. Supaya pelaporan persyaratan dapat menyebabkan pengirim mengubah
prilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum i
bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengiriman telah
bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah prilaku masa lalu.
Strategi Respon Iteratif.
Mengubah suatu perilaku memerlukan biaya yang bias
dibilang mahal. Adanya banyaj tuntutan, batasan, dan keinginan bersaing satu
sama lain . perubahan apa pun itu yang terjadi dalam perilaku melibatkan
berbagai dimensi yang menghabiskan banyak waktu ,tenaga , uang dan banyak
hal lainnya.
Pegarah Perhatian
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai
dampak dari pencatatan dan bukannya dampak dari pelaporan informasi karena
dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak
bergantung kepada informsi yang dilaporkan kepada siapapu.
PERTIMBANGAN YANG MEMPENGARUHI PELAPOR MERUBAH
INFORMASI:
1. Seberapa
jelas keinginanoenerima informasi yang mereka haraokan terjadi
2. Seberapa
jelas kegunaan informasi yang mereka harapkan akan digunakan.
3. Penghargaan
dan sanksi yang di berikan
4. Penghargaan
dan sanksi yang digunakan
5. Seberapa
besar perubahan satu dimensi akan mempengaruhi atau mengubah dimensi lainnya.
III.
DAMPAK
DARI PERSYARATAN PELAPORAN
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku di
semua bidang akuntansi yang mana diantaranya:
Akuntansi Keuangan
Adanya badan – badan yang berwenang dalam akuntansi
keuangan, seperti SEC, FASB, GAAP. Beberapa prinsi akuntansi diterapkan setelah
diperdebatkan terlebihdahulu mengenai dampak penerapannya.
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah bidang yang sangat
sensitive dalam kaitannya dalam persyaratan pelaporan
Akuntansi Manajerial
Hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang
tersedia bagi public karena jarang dilaporkan diluar organisasi bersangkutan.
Akuntansi Sosial
Akuntansi social eksternal masih bersifat sukarela,
dan menimbulkan banyak konflik dengan kinerja perusahaan.
IV.
PENILAIAN
DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI.
Terdapat banak cara untuk menilai dapak dari
persaratan pelaporan terhadp pengiriman informasi. Yang paling tersedia
adalah pegambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikirab secara
hati-hati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan berinteraksi dengan
kekuatan-kekuatan motivasional lainnya guna membentuk prilaku manajer. Teknik
ini sebaikna selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan
pelaporan.
Metode lain adalah dengan menyatakan kepada para
pelapor mengenai prilaku mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini
adalah dengan survei, ang dapt terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan
kemungkinan tanggapan ang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan luas
dengan kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan dari keduanya. Metode
ini hanya memberikan apa yang rela dan mampu diberikan oleh pelapor kepada anda
mengenai proporsi mereka sendiri atas prilaku dan reaksinya terhadap persaratan
pelapor. Pelapor bisa berfikir bahwa mereka telah mengubah prilaku
mereka dengan cara-cara atau jumlah yang sebenarnya tidak mereka lakukan, atau
sebaliknya.
KESIMPULAN
Sebagaimana dipahami bersama, masalah pokok dari
proses akuntansi adalah implikasi komunikasi informasi mengenai keuangan dan
menajemen. Namum bukan hanya pihak pelapor informasi saja yang memiliki
harapan, pihak penerima informasi juga memiliki harapannya sendiri lewat
perilaku ditunjukkan pada informasi tersebut. Kedua belah pihak masing – masing
memiliki perilaku berbeda terhadap informasi yang sama. Dengan demikian, untuk
mencapai efektivitas komuniikasi pihak penerima informasi harus menyadari
perilaku dari pihak pengirim informasi karena pihak pengirim informasi dapat
bertindak disfungsional terhadap informasi, oleh karena itu bentuk laporan yang
menjadi bagia dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau mana kala membawa dampak
negative bagi proses komunikasi informasi.
REFRENSI
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Langganan:
Postingan (Atom)