Rabu, 06 Mei 2015

ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

Akuntansi Keprilakuan
ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

Unud_Asli1.png

Oleh :

Made Puspita Christanti                   (1215351152)
Vazria Ulfa Liandini                (1215351191)
Yoana Dharmawan                 (1215351196)
Luh Ariska Putri                     (1215351202)

Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015



ASPEK KEPRILAKUAN PADA PERSYARATAN PELAPORAN

 I.                  SYARAT-SYARAT PELAPORAN
Dunia saat ini penuh dengan persyaratan untuk melaporkan informasi kepada orang lain tentang siapa atau apa kita ini, bagaimana kita menjalankan hidup kita, bagaimana kita mengerjakan pekerjaan kita ,dan seterusnya. Hal – hal ini pada umumnya sering disebut sebagai persyaratan pelaporan. Kebanyakan riset tentang akuntansi keperilakuan mengenai dampak informasi telah memfokuskan pada bagaimana penerima menggunakan informasi yang dilaporkan guna membuat penilaian dan atau keputusan. Sehingga penting sekali untuk memahami bahwa dampak persyaratan pelaporan terhadap perilaku dari mereka yang diharuskan untuk memberikan laporan informasi tertentu musti dikaji. Istilah “pelapor” dan “pengirim” akan digunakan secara bergantian dan mengacu pada individu, orgaisasi atau kelompok lain yang diharuskan untuk melaporkan informasi.

Intisari dari pelaporan akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuanganatau manajemen. Karena pengumpulan dan pelaporan informasi mengonsumsi sumberdaya, biasanya hal yang mana tidak dilakukan dengan suka rela kecuali pelapor yakin bahwa hal ini memberikan si penerima informasi berperilaku sebagaimana yang diinginkan pelapor.  Yang mana pula kebanykan dari informasi akuntasi digunakan dan dikomunikasikan hanya karaena seserang memiliki posisi kekuasaan.
Informasi pula yang dilaporkan adalah bagian yang penting dari proses pengendalian organisasi. Tanpa informasi, manajer, kreditor dan pemilik tidak dapat mengatakan apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana aau apakah tindakan korektif diperlukan. Meskipun alternatif seperti pengamatan langsung dan audit kadang kala digunakan, informasi ang dilaporkan adalah cara paling umum untuk memperoleh informasi yang digunakan untuk pengendalian. Adalah penting untuk memahami dampak dari persyaratan pelaporan karena kelaziman dan biayanya.
Persyaratan pelaporan dikenalkan dan dipaksakan oleh beraneka ragam prang dan organisasi dengan cara yang beraneka rupa. Dalam organisasi, manajer biasanya memiliki hak untuk mengharuskan bawahannya melaporkan aspek mana pun dari kinerja pekerjaan mereka. Apakah mereka dapat melaksanakan persaratan semacam itu dengan efektif adalah kurang jelas dan bergantung pada sejumlah faktor organisasional, dan mungkin pribadi. Perusahaan-perushaan ang dimiliki oleh publik diharuskan untuk melaporkan secara ekstensif kepada BAPEPAM dan publik untuk status keuangan dan operasinya. Setiap orang ang terlibat dalam perancangan atau penggunaan sistem informasi perlu memahami dapak yang mungkin dari persyaratan pelaporan terhadap pengirim informasi, serta bagaimana memprediksikan dan mengidentifikasikan dampak semacam itu.

    II.            BAGAIMANA PERSYARATAN PELAPORAN MEMPENGARUHI PERILAKU
Gagasan bahwa persyaratan pelaporan mempengaruhi perilaku pelaporan bukanlah sesuatu yang baru atau bagi manajemen dan akuntansi. Para psikolog sangat menyadari bahwa orang dapat merespon terhadap “ tuntunan” dari situasi eksperimental dengan keperilakuan secara berbeda dengan apa ang mereka lakukan dalam situasi lain. Sementara psikolog eksperimental mencoba untuk menghindari hal itu krena orientasi dan riset mereka. Manajer dan badan reguer secara aktif mencoba untuk memberikan tuntunan kepada orang lain guna membuat mereka berperilaku dengan cara tertentu. Manajer dan badan regulasi menggunakan persyaratan pelaporan baik menggunakan tuntutan seacam itu dan untuk menediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi prilaku dan kinerja.
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi prilaku pelaporan dalam beberapa cara. Bentuk lain dari pegukuran yang digunakan dalam organisasi seperti audit dan pengamatan langsung, juga memiliki banyak dampak ang sama terhadap persyaratan pelaporan, setelah dampak spesifiknya sendiri.

Antisipasi Penggunaan Informasi
Ketika persyaratan pelaporan dikenakan, adalah umum bagi si pengirim untuk paling tidak berfikir, jika tidak bertanya “ mengapa mereka menginginkan informasi ini? Bagaimana ereka akan menggunakannya?”. Si pengirim ingin mengetahui apakah di penerima akan mengambil sutu tindakan yang berkaitan dengan, atau memiliki pendapat mengenai si pengirim karena informasi yang dilaporkan tersebut. Karena si penerima menggunakan informasi ang dilaporkan sebagai suatu dasar untuk evaluasi kinerja dan penilaian lainnya, pertimbangan si pengirim mengenai penggunaan ang mungkin sangat berdasar.
Pengirim menggunakan persyaratan pelaporan itu sendiri, bersama-sama dengan informasi lainnya, untuk mengantisipasi bagaimana penerima akan bereaksi terhadp informsi yang dilaporkan.

Persyaratan pelaporan kemungkinan besar akan mempengaruhi perilaku pengirim ketika informasi yang dilaporkan merupakan deskripsi mengenai prilaku pengirim atau sesuatu yang dipengaruhi oleh si pengirim atau sesuatu untuk mana si pengirim bertanggung jawab.

Prediksi Si Pengirim Mengenai Penggunaan Si Pemakai.
Kadang kala penerima mengatakan dengan jelas bagaimana mereka menginginkan si pengirim untuk berprilaku. Tapi seringkali mereka tidak menginginkan atau mereka mungkin menginginkan banyak hal-hal yang sulit untuk dicapai secara simultan, seperti laba jangka pendek yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang yang baik atau citra publik yang bagus. Jik si pegirim bertanggung jawab kepada si penerima. Apa yang diharuskan untuk dilaporkan oleh pengirim adalah suatu tanda bagi pengirim sebelum tindakan diambil, mengenai tindakan dan hasil yang penting bagi si penerima.
Dalam kasus-kasus lain, adalah jelas dari respon penerima, atau kurangnya respon penerima, bahwa mereka tidak menggunakan informasi yang dilaporkan seperti yang mereka katakan. Anekdot klasik mengenai hal ini adalah mahasiswa yang mengetik alamat yang panjang di tengah-tengah suatu makalah untuk menambah ketebalannya. Makalah tersebut dikembalikan dengan suatu nilai, tetapi tanpa indikasi bahwa dosen tersebut telah melihat hal itu.
Insentif/ Saksi
Semakin besar potensi insentif dan sanksi yang diberikan oleh pihak manajemen dalam suatu organisasi misalnya, maka si pembuat informasi akan semakin berhati – hati dalam bertindak untuk memastikan bahwa informasi yang ia buta dapat diterima dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Penetuan Waktu
Waktu adalah faktor penting dalam menentukan apakah persyaratan pelaporan akan menyebabkan perubahan dalam prilaku pengirim atau tidak. Supaya pelaporan persyaratan dapat menyebabkan pengirim mengubah prilakunya, ia harus mengetahui persyaratan pelaporan tersebut sebelum i bertindak. Jika persyaratan pelaporan hanya terjadi setelah pengiriman telah bertindak, maka ia ada peluang untuk mengubah prilaku masa lalu.

Strategi Respon Iteratif.
Mengubah suatu perilaku memerlukan biaya yang bias dibilang mahal. Adanya banyaj tuntutan, batasan, dan keinginan bersaing satu sama lain . perubahan apa pun itu yang terjadi dalam perilaku melibatkan berbagai dimensi yang menghabiskan  banyak waktu ,tenaga , uang dan banyak hal lainnya.

Pegarah Perhatian
Dampak mengarahkan perhatian dapat dianggap sebagai dampak dari pencatatan dan bukannya dampak dari pelaporan informasi karena dampak tersebut timbul dari kepentingan pengirim itu sendiri dan tidak bergantung kepada informsi yang dilaporkan kepada siapapu.
PERTIMBANGAN YANG MEMPENGARUHI PELAPOR MERUBAH INFORMASI:
1.           Seberapa jelas keinginanoenerima informasi yang mereka haraokan terjadi
2.           Seberapa jelas kegunaan informasi yang mereka harapkan akan digunakan.
3.           Penghargaan dan sanksi yang di berikan
4.            Penghargaan dan sanksi yang digunakan
5.           Seberapa besar perubahan satu dimensi akan mempengaruhi atau mengubah dimensi lainnya.

 III.            DAMPAK DARI PERSYARATAN PELAPORAN
Persyaratan pelaporan dapat mempengaruhi perilaku di semua bidang akuntansi yang mana diantaranya:
Akuntansi Keuangan
Adanya badan – badan yang berwenang dalam akuntansi keuangan, seperti SEC, FASB, GAAP. Beberapa prinsi akuntansi diterapkan setelah diperdebatkan terlebihdahulu mengenai dampak penerapannya.
Akuntansi Perpajakan
Akuntansi perpajakan adalah bidang yang sangat sensitive dalam kaitannya dalam persyaratan pelaporan
Akuntansi Manajerial
Hanya terdapat sedikit data akuntansi manajemen yang tersedia bagi public karena jarang dilaporkan diluar organisasi bersangkutan.
Akuntansi Sosial
Akuntansi social eksternal masih bersifat sukarela, dan menimbulkan banyak konflik dengan kinerja perusahaan.

 IV.            PENILAIAN DAMPAK TERHADAP PENGIRIM INFORMASI.
Terdapat banak cara untuk menilai dapak dari persaratan pelaporan terhadp pengiriman informasi. Yang paling tersedia adalah pegambilan keputusan deduktif, yang melibatkan pemikirab secara hati-hati mengenai bagaimana persyaratan pelaporan akan berinteraksi dengan kekuatan-kekuatan motivasional lainnya guna membentuk prilaku manajer. Teknik ini sebaikna selalu digunakan sebelum memberlakukan suatu persyaratan pelaporan.
Metode lain adalah dengan menyatakan kepada para pelapor mengenai prilaku mereka. Suatu cara formal untuk melakukan hal ini adalah dengan survei, ang dapt terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sempit dengan kemungkinan tanggapan ang ditentukan atau atas pertanyaan-pertanyaan luas dengan kemungkinan jawaban yang terbuka atau atas gabungan dari keduanya.  Metode ini hanya memberikan apa yang rela dan mampu diberikan oleh pelapor kepada anda mengenai proporsi mereka sendiri atas prilaku dan reaksinya terhadap persaratan pelapor.  Pelapor bisa berfikir bahwa mereka telah mengubah prilaku mereka dengan cara-cara atau jumlah yang sebenarnya tidak mereka lakukan, atau sebaliknya.

KESIMPULAN
Sebagaimana dipahami bersama, masalah pokok dari proses akuntansi adalah implikasi komunikasi informasi mengenai keuangan dan menajemen. Namum bukan hanya pihak pelapor informasi saja yang memiliki harapan, pihak penerima informasi juga memiliki harapannya sendiri lewat perilaku ditunjukkan pada informasi tersebut. Kedua belah pihak masing – masing memiliki perilaku berbeda terhadap informasi yang sama. Dengan demikian, untuk mencapai efektivitas komuniikasi pihak penerima informasi harus menyadari perilaku dari pihak pengirim informasi karena pihak pengirim informasi dapat bertindak disfungsional terhadap informasi, oleh karena itu bentuk laporan yang menjadi bagia dari rangkaian komunikasi perlu ditinjau mana kala membawa dampak negative bagi proses komunikasi informasi.



REFRENSI
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar