Rabu, 29 Oktober 2014

SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN

AUDIT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN

index.jpg

Kelompok 4
Nama Anggota:
Made Puspita Christanti                     1215351152
Meli Yuliana                                       1215351162
A.A Putu Nandya Indah Pratami       1215351177
Ni Ketut Riski Agustini                      1215351178
                                                                                              



FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
 UNIVERSITAS UDAYANA

PROGRAM EKSTENSI 2014



PEMBAHASAN


SIFAT SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN
Aktivitas investasi (investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali. Di samping itu, aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan (misalnya mesin, peralatan, fasilitas, tanah atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya. Langkah kedua dalam mengaudit investasi meliputi penentuan aktiva apa yang diakuisisi selama periode berjalan. Biasanya pertumbuhan aktiva tetap harus memperlihatkan hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan pendapatan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian besar aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.
Aktivitas Pembelanjaan (financing activities) mencakup transaksi dan peristiwa dimana kas diperoleh dari atau dibayarkan kembali kepada kreditor (pembelanjaan dengan utang) atau pemilik (pembelanjaan dengan ekuitas). Aktivitas pembelanjaan dapat meliputi, misalnya, mendapatkan pinjaman, lease modal, menerbitkan obligasi, atau menerbitkan saham preferen atau saham biasa. Aktivitas pembelanjaan juga akan mencakup pembayaran untuk melunasi utang, mengakuisisi kembali saham (treasury stock), dan membayar dividen.

SIKLUS INVESTASI
1.      TUJUAN AUDIT
Tujuan audit spesifik untuk audit atas aktiva tetap dalam siklus investasi. Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit. Setiap tujuan diambil dari asersi-asersi manajemen implisit atau eksplisit tentang transaksi-transaksi siklus investasi yang berkaitan dengan aktiva jangka panjang.
2.      PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN AUDIT
a.      Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi kesalahan.
b.      Risiko Bawaan
Risiko bawaan (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan seringkali rendah karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko bawaan akan keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan. Asersi kelengkapan dapat mencapai tingkat sedang sampai tinggi dalam kasus aktiva-aktiva konstruksi, atau lease modal yang mungkin dicatat sebagai lease operasi Karena kerumitan akuntansi untuk lease. Tergantung pada industri dan tingkat kesulitan yang berkaitan dengan estimasi umur manfaat dan nilai sisa serta kerumitan metode penyusutan, risiko inheren yang menyangkut asersi penilaian mungkin dinilai sedang atau tinggi berkaitan dengan estimasi akuntansi dalam hubungannya dengan estimasi beban penyusutan.
c.       Risiko Prosedur Analitis
Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor dalam  mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran penyajian laporan keuangan.
d.      Risiko Pengendalian
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan, atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris. Akibatnya, risiko pengendalian mungkin rendah untuk asersi keberadaan atau keterjadian. Pengendalian yang berkaitan dengan asersi penilaian mencakup pengendalian atas estimasi akuntansi menyangkut beban penyusutan.

3.      PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO AKTIVA TETAP
a.      Menentukan Risiko Deteksi
Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif dalam audit pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan dengan penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldo-saldo awal, yang mungkin memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.
Dalam penugasan yang berulang, auditor akan memusatkan perhatian pada transaksi tahun berjalan. Ketika menentukan risiko deteksi, auditor harus mempertimbangkan sejauh mana klien mempunyai aktiva konstruksi, lease modal yang signifikan, dan penambahan serta penarikan yang signifikan dari aktiva-aktiva itu. Auditor juga perlu mengevaluasi asumsi-asumsi kunci yang bertalian dengan estimasi akuntansi atas beban penyusutan. Akhirnya risiko deteksi dalam penugasan yang berulang seringkali tergantung pada pengendalian internal siklus pengeluaran.
b.      Perancangan Pengujian Substantif
·         Prosedur Awal
Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit berikutnya. Auditor menentukan bahwa saldo buku besar umum awal untuk akun-akun aktiva tetap telah sesuai dengan kertas kerja periode sebelumnya. Berikutnya, auditor harus menguji ketepatan matematis dari skedul penambahan dan pelepasan yang disiapkan klien serta merekonsiliasi totalnya dengan perubahan saldo buku besar umum terkait untuk aktiva tetap selama periode berjalan. Selain itu, auditor yang harus menguji skedul-skedul itu dengan memvouching pos-pos pada skedul tersebut ke ayat jurnal dalam buku besar, dan menelusuri ayat jurnal buku besar ke skedul bersangkutan untuk menentukan bahwa penyajian yang akurat atas catatan akuntansi yang disiapkan dari buku tersebut telah dilakukan.
·         Prosedur Analitis
Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-hasil yang tidak normal. Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian rincian transaksi dan saldo.
·         Pengujian Detil Transaksi
Pengujian-pengujian  substantive ini mencakup tiga jenis transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap: (1) penambahan, (2) pelepasan, dan (3) reparasi serta pemeliharaan.
1)      Pencocokan Tambahan Aktiva Tetap dengan Bukti Pendukung
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan. Jumlah yang dicatat harus divouching untuk mendukung dokumentasi (AT1). Vouching atas penambahan memberikan bukti tentang asersi eksistensi/keberadaan atau keterjadian (existence and occurrence-AT1), hak dan kewajiban (rights and obligations – HK1) dan penilaian atau alokasi (valuation or allocation – NA2).
2)      Pencocokan Penghentian Aktiva Tetap ke Dokumen Pendukung
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian penjualan. Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau kerugian, (jika ada).

3)      Review Ayat Jurnal atas Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi. Kelayakan meliputi pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat antara pengeluaran modal dan pendapatan. Untuk pos-pos ini, auditor harus memeriksa dokumentasi pendukung, seperti faktur penjual, pesanan kerja perusahaan, dan otorisasi manajemen guna menentukan kelayakan beban atau kebutuhan akan ayat jurnal penyesuaian (AT3).

·         Penngujian Detil-detil Saldo
Tiga prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah: (1) menginspeksi aktiva tetap, dan (2) memeriksa dokumen dan kontrak hak kepemilikan.
1)      Inspeksi Aktiva Tetap
Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan pribadi yang langsung mengenai eksistensinya. Dalam penugasan yang berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada skedul penambahan aktiva tetap.
2)      Pemeriksaan Dokumen Pemilikan dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak (BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi. Untuk peralatan, perabotan, dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik mengenai kepemilikan. Bukti tentang kepemilikan dalam industri real estate apartemen dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak property, tanda terima pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran.
·         Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
Dua pengujian yang penting atas estimasi akuntansi adalah pengujian substantif untuk (1) mereview penyisihan penyusutan (NA1,2) dan (2) mengevaluasi penurunan nilai aktiva tetap (NA3).
1)      Review Besarnya Depresiasi
Dalam pengujian ini, auditor mencari bukti tentang kelayakan, konsistensi, dan ketepatan beban penyusutan. Penentuan kelayakan penyisihan penyusutan meliputi pertimbangan atas factor-faktor seperti (1) sejarah masa lalu klien dalam mengestimasi umur manfaat dan (2) umur manfaat yang tersisa atas aktiva yang ada.
2)      Penurunan Nilai Aktiva Tetap
Auditor harus mengevaluasi apakah klien telah memperhitungkan secara layak penurunan nilai (impairment) aktiva tetap apabila terjadi perubahan yang material  bagaimana suatu aktiva digunakan, atau apabila terjadi perubahan yang material dalam lingkungan bisnis.
·         Perbandingan Penyajian Di Laporan Dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum
Ketentuan tentang cara penyajian laporan aktiva tetap dalam keuangan bersifat ekstensif (SU1,2,3). Properti yang digadaikan sebagai jaminan atas pinjaman harus diungkapkan. Kelayakan pengungkapan klien yang berkaitan dengan aktiva menurut lease dapat ditentukan dengan melihat kembali ke pengumuman akuntansi otoritatif dan perjanjian lease yang berkaitan.

SIKLUS PEMBELANJAAN
Siklus pembelanjaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai berikut:
a)      Transaksi utang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek, wesel, dan utang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
b)     Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock, dan pembayaran dividen.

1.      TUJUAN AUDIT
Dibawah ini menunjukkan daftar sejumlah jutuan khusus untuk rekening-rekening yang dipengaruhi oleh transaksi-transaksi pembelanjaan. Pertimbangan pertimbangan serta prosedur-prosedur untuk mencapai tujuan tersebut akan dijelaskan sbb.

Kategori Asersi
Tujuan Audit Kelompok Transaksi
Tujuan Audit Saldo Rekening
Keberadaan atau keterjadian
Transaksi-transaksi biaya bunga dan transaksi rugi-laba-lainnya yang telah dibukukan mencerminkan pengaruh dari transaksi dan kejadian utang jangka panjang yang terjadi dalam tahun yang diperiksa (AT1)
Saldo utang jangka panjang dan pembuku-an mencerminkan utang yang ada pada tanggal neraca (AT2)

Saldo equitas pemegang saham (modal) dalam pembukuan mencerminkan hak yang ada pada tanggal neraca (AT3)
Kelengkapan
Semua biaya bunga dan transaksi pendapatan lain yang berkaitan dengan utang jangka panjang yang terjadi selama periode yang diperiksa telah dicatat (L1)
Saldo-saldo utang jangka panjang mencerminkan semua utang jangka panjang kepada kreditur per tanggal neraca (L2)

Saldo equitas pemegang saham mencerminkan klaim pemilik atas aktiva perusahaan perusahaan (L3)
Hak dan kewajiban

Semua saldo utang  jangka panjang dalam pembukuan mencerminkan kewajiban perusahaan (HK1)

Saldo equitas pemegang saham mencerminkan klaim pemilik atas aktiva perusahaan (HK2)
Penilaian atau pengalokasian
Transaksi biaya bunga dan pendapatan lain yang berkaitan dengan utang jangka panjang telah dinilai dengan tepat sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum (NA1)
Saldo-saldo utang jangka panjang  (NA2) dan ekuitas pemegang saham (NA3) telah dinilai dengan tepat sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum
Penyajian dan pengungkapan
Transaksi utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham ( modal ) telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan benar dalam laporan keuangan (SU1)
Saldo-saldo utang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham telah diidentifikasi dan dikelompokkan dengan tepat dalam laporan keuangan (SU2)

Semua syarat, ketentuan,komitmen, dan kewajiban yang berkaitan dengan utang jangka panjang telah diungkapkan dengan memadai ( SU3)

Semua hal yang berkaitan dengan penerbitan saham seperti nilai pari atau nilai ditetapkan, saham diotorisasi dan saham ditempatkan, serta jumlah saham yang dibeli kembali, telah diungkapkan (SU4)

2.      PERTIMBANGAN DALAM PERENCANAAN AUDIT
a.      Materialitas.
Ekuitas pemegang saham jelas merupakan komponen neraca yang material. Pengaruh transaksi siklus pembelanjaan terhadap laporan laba rugi juga sangat bervariasi dalam hal signifikansinya seperti juga pengaruh dividen terhadap laba ditahan.

b.      Risiko Bawaan.
Risiko salah saji dalam melaksanakan dan mencatat transaksi siklus pembelanjaan biasanya rendah. Dalam banyak perusahaan, transaksi ini tidak sering terjadi, kecuali untuk pembayaran dividend bunga, yang sering ditangani oleh agen-agen dari luar.
c.       Risiko Prosedur Analitis.
Prosedur analitis ini memberikan indikator tentang kebutuhan entitas akan pembelanjaan, kemampuannya, untuk melunasi utang, dan kelayakan biaya bunga (termasuk baik beban bunga maupun bunga yang dikapitalisasi).
d.      Risiko Pengendalian.
Aplikabilitas komponen pengendalian internal untuk transaksi dan saldo siklus pembelanjaan serupa dalam banyak hal dengan yang telah diuraikan sebelumnya untuk siklus investasi.

3.      PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO UTANG JANGKA PANJANG
Dari sudut pandang auditing, wesel bayar, hutang hipotek, dan hutang obligasi mempunyai karakteristik yang serupa. Pada umumnya, bentuk hutang ini (1) melibatkan perjanjian kontraktual berbunga, (2) memerlukan persetujuan dari dewan direksi, dan (3) dapat dijamin dengan penggadaian atau agunan. Untuk akun-akun ini, terdapat masalah yang relatif sedikit dalam mencapai tujuan audit.
Transaksi hutang jangka panjang ini jarang menimbulkan pisah batas akhir tahun. Jadi, pengujian substantif atas saldo hutang jangka panjang dapat dilaksanakan baik sebelum maupun sesudah tanggal neraca.
a.      Penentuan Risiko Deteksi
Berhubung sifat dan volume transaksi pada kebanyakan jenis utang jangka panjang sangat jarang, maka risiko inheren seringkali rendah untuk semua asersi saldo akun yang berkaitan kecuali kelengkapan dan penilaian atau alokasi. Risiko inheren untuk asersi ini mungkin berada pada tingkat sedang atau tinggi karena kerumitan yang terlibat dalam menghitung amortisasi diskonto atau premi obligasi. Berdasarkan pertimbangan faktor-faktor ini dan setiap penilaian risiko pengendalian yang relevan, tingkat risiko deteksi yang tepat dapat ditentukan untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan saldo hutang jangka panjang.
b.      Merancang Pengujian Substantif
Dari pengujian yang mungkin dilakukan ini, auditor merancang program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi. Auditor mengandalkan terutama pada (1) komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar, (2) penelaahan dokumentasi, dan (3) perhitungan kembali untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencakupi mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.
·         Prosedur-prosedur Awal
Di sini penting untuk mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industrinya, menentukan kebutuhan entitas akan pembelanjaan eksternal, dan kemampuan untuk melunasi hutang. Karena pembelanjaan begitu jelas berkaitan dengan aktivitas investasi, maka auditor dapat melaksanakan prosedur-prosedur tersebut secara serentak.
Karena ada kemungkinan pengujian substantif dapat dilakukan atas masing-masing daftar yang dibuat sebelumnya, maka prosedur ini berkaitan dengan komponen ketepatan matematis dan klerikal dari asersi penilaian atau alokasi, serta dilaksanakan dengan menggunakan skedul hutang jangka panjang sebagai dasar untuk pengujian substantif tambahan.
·         Prosedur Analitis
Suatu bagian penting dari audit atas hutang jangka panjang adalah menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan harapan auditor. Auditor juga harus mengevaluasi pengungkapan mengenai jatuh tempo hutang dan perjanjian utang. Sebagai bagian dari tanggung jawab auditor atas evaluasi mengenai apakah suatu entitas dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor akan mengevaluasi kemampuan entitas itu untuk menghasilkan arus kas yang mencukupi guna memenuhi komitmen yang berkaitan dengan beban bunga (termasuk bunga yang dikapitalisasi), jatuh tempo hutang, dan perjanjian hutang. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus mempertahankan tingkat skeptisisme profesional yang tepat dan menyelidiki hasil-hasil yang abnormal.

·         Pengujian Detil Transaksi
Untuk obligasi, auditor harus mendapatkan bukti tentang nilai nominal dan hasil bersih obligasi itu pada tanggal penerbitan. Penerbitan instrumen hutang ini harus ditelusuri ke penerimaan kas sebagaimana yang dibuktikan oleh surat kiriman uang dari pialang. Pembayaran pokok hutang jangka panjang dapat diverifikasi dengan memeriksa voucher dan cek-cek yang dibatalkan; sementara pembayaran penuh dapat divalidasi dengan memeriksa wesel yang dibatalkan atau sertifikat obligasi. Bukti-bukti tentang transaksi semacam itu dapat tersedia dalam bentuk sertifikat obligasi yang dibatalkan dan penerbitan sertifikat saham yang berkaitan.
Apabila bunga obligasi dibayar oleh agen independen, maka auditor harus memeriksa laporan agen tentang pembayaran tersebut. Vouching atas ayat jurnal yang dicatat tidak akan mengungkapkan hutang jangka panjang yang belum tercatat.
·         Pengujian Detil-detil Saldo
Ada tiga pengujian substantif dalam kategori ini: (1) menilai otorisasi dan kontrak atas hutang jangka panjang, (2) mengkonfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian obligasi, serta (3) menghitung kembali beban bunga.
·         Pembandingan Penyajian Di Laporan Dengan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum
Dalam penelitian ketepatan penggolongan dan pengungkapan utang jangka panjang yang dibuat klien, auditor harus memahami standar akuntansi keuangan (SAK). Pengujian terdahulu yang memeriksa kontrak utang dan mengkonfirmasi hutang memberikan data tentang klien untuk digunakan dalam perbandingan. Pengujian ini berkaitan dengan asersi penyajian dan pengungkapan.

4.      PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO EKUITAS PEMEGANG SAHAM (MODAL)
Seperti dalam kasus hutang jangka panjang, pengujian atas saldo ekuitas pemegang saham dapat dilakukan sebelum atau sesudah tanggal neraca. Untuk saldo-saldo ini, asersi penilaian atau alokasi dan penyajian atau pengungkapan adalah mempertahankan perbedaan antara modal disetor dan laba ditahan.
a.      Menentukan Risiko Deteksi
Penilaian risiko inheren untuk asersi-asersi yang berkenaan dengan saldo ekuitas pemegang saham tergantung pada sifat dan frekuensi transaksi yang mempengaruhi akun-akun bersangkutan. Transaksi saham yang bersifat rutin dalam perusahaan terbuka sering ditangani oleh register dan agen transfer. Dalam kasus tersebut, baik penilaian risioko inheren maupun pengendalian untuk asersi saldo akun yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mungkin rendah. Penilaian risiko inheren dan pengendalian mungkin lebih tingg jika ada transaksi non-rutin yang melibatkan penerbitan saham dalam akuisisi, sekuritas konvertibel, atau opsi saham.
b.      Merancang Pengujian Substantif
Suatu daftar pengujian substantif yang mungkin dilakukan atas saldo ekuitas pemegang saham dan tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap pengujian.
·         Prosedur-prosedur Awal
Auditor harus mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri serta menentukan (1) kebutuhan entitas akan pembelanjaan eksternal dan (2) manfaat menggunakan pembelanjaan dengan ekuitas guna mendukung pertumbuhan entitas itu. Pembelanjaan dengan ekuitas dapat digunakan baik untuk mendukung aktivitas investasi, atau pun untuk mendukung investasi yang diperlukan dalam modal kerja (yakni, pertumbuhan persediaan dan piutang yang diperlukan untuk mengembangkan entitas itu).
·         Prosedur Analitis
Hubungan keuangan yan dinyatakan dalam rasio-rasio ini dapat bermanfaat untuk mengevaluasi kelayakan saldo-saldo ekuitas pemegang saham. Bukti yang diperoleh dari prosedur analitis ini berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
·         Pengujian Detil Transaksi
Kategori pengujian ini mencakup vouching ayat jurnal dalam akun modal disetor dan laba ditahan: (1) vouching ayat jurnal ke akun modal disetor, dan (2) vouching ayat juranl ke laba ditahan.
1)      Pencocokan Ayat-Ayat jurnal ke Rekening Modal Saham Disetor dengan Dokumen Pendukung
Setiap perubahan dalam rekening modal saham harus dicocokkan ke dokumen pendukungnya. Untuk penerbitan saham baru, auditor bisa memeriksa bukti penerimaan kas dari hasil penerbitan saham tersebut. Apabila untuk penerbitan saham ini perusahaan menerima aktiva dalam bentuk lain (bentuk kas), maka auditor harus memeriksa dengan seksama dasar penilaian yang digunakan seperti nilai pasar yang digunakan untuk saham yang diberikan atau untuk aktiva yang diterima. Untuk saham yang diterbitkan, harga pasar saham bisa digunakan sebagai dasar penilaian; sedangkan untuk nilai aktiva yang diterima bisa dinilai berdasarkan harga wajar aktiva tersebut.
2)      Pencocokan Ayat-Ayat Jurnal ke Rekening Laba Ditahan dengan Dokumen Pendukung
Setiap ayat jurnal ke rekening laba ditahan kecuali posting laba bersih (rugi bersih) harus dicocokkan ke dokumen pendukungnya. Jurnal untuk mencatat pengumuman dividen dan penyisihan laba ditahan harus ditelusur ke buku notulen rapat. Pencocokan ke dokumen dimaksudkan agar auditor dapat menetapkan apakah: (1) Pemisahan yang tepat telah dilakukan antara modal saham disetor dengan laba ditahan, dan (2) ketentuan-ketentuan hukum serta perjanjian telah dipenuhi. Selain untuk asersi penilaian atau pengalokasian, pengujian ini juga bersangkutan dengan aseris-asersi keberadaan atau keterjadian dan hak dan kewajiaban.

·         Pengujian Rincian Saldo
Pengujian substantif dalam kategori ini akan dijelaskan dalam lima bagian, yaitu: (1) review anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, (2) review otorisasi dan ketentuan-ketentuan penerbitan saham, (3) konfirmasi tentang saham yang beredar dengan registrar dan agen penjual, (4) inspeksi buku sertifikat saham, (5) inspeksi atas saham yang dibeli kembali.
·         Perbandingan Penyajian Laporan Dengan GAAP
APB Opinion No. 12 menetapkan bahwa pengungkapan atas perubahan dalam akun-akun terpisah yang terdiri dari ekuitas pemegang saham disyaratkan untuk membuat laporan keuangan yang cukup informatif. Pengungkapan tersebut dapat dibuka pada laporan dasar dan catatan yang menyertainya atau disajikan dalam laporan terpisah.

JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS INVESTASI DAN PEMBELANJAAN
Setelah menyelesaikan audit atas aktivitas investasi, auditor dapat mengevaluasi investasi entitas dibandingkan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Auditor juga dapat memberikan dua jasa bernilai tambah yang penting. Pertama, auditor dapat mengevaluasi seberapa efektif entitas telah memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan penjualan, laba, dan arus kas, serta mencapai tujuan entitas itu. Kedua, auditor kemudian dapat memberikan jasa independen dengan mengevaluasi aktiva investasi yang direncanakan dapat menjadi pendukung yang penting untuk mencapai sasarannya.






DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Haryono, Auditing (pengauditan) Buku II, Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002



Tidak ada komentar:

Posting Komentar