AKUNTANSI
KEPERILAKUAN
“Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian
dan Pengendalian Biaya”
Kelompok : 6
Made Puspita Christanti (1215351152)
Vazria Ulfa Liandini (1215351191)
Yoana Dharmawan (1215351196)
Luh Ariska Putri (1215351202)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015
5.1 SISTEM
BIAYA TRADISIONAL VS BIAYA STANDAR
Ø Tujuan
dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi
biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan melaporkan
berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan
jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk penilaian
persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan pengguna
eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan pajak, dan kreditor.
Dengan menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan
relevan, akuntansi biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
aktivitas operasional harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu.
Ø Sistem
Biaya Tradisional (Historis)
Istilah
tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada
biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel
oleh unit produk atau jasa. Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya
tradisional adalah bahwa persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per
unit produk atau jasa memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri
ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu
atau untuk lebih dari satu objek biaya. Kelemahan utama lainnya yang berkaitan
dengan pengguna-an sistem biaya tradisional untuk tujuan pengendalian adalah bahwa
satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini
dengan kinerja dari periode sebelumnya. Hal tersebut dapat cukup menyesatkan
karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari periode sebelumnya
terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Kelemahan terbesar adalah
bahwa sistem tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan
dan destruktif ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang
diberikan tugas untuk melaksana-kan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran
tersebut.
Ø Sistem
Biaya Standar
·
Ruang Lingkup
Mengakui
kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi “sistem
biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial
efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern.
Biaya standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan
sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi.
Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar adalah kapabilitasnya
untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler, kinerja aktual
dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians
(menguntungkan atau tidak menguntungkan) antara kedua tingkat biaya tersebut.
·
Kompatibilitas
dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam
mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan
konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini, sebagaimana
dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :
1.
Penetapan tujuan organisasi.
2.
Penentuan pusat pertanggungjawaban yang
sesuai dan penugasan fungsi kepada masing-masing.
3.
Pengisian staf dari pusat
pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki kemampuan, motivasi,
dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan fungsinya.
4.
Penciptaan jalur komunikasi antara pusat
pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya serta, dimana perlu, lingkungan
eksternal.
5.
Pengembangan prosedur yang memastikan
bahwa informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur
komunikasi.
6.
Desain dan implementasi mekanisme
pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi
dan memberikan umpan balik mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan
dan/atau kinerja.
Ø Perhitungan
Biaya Langsung atau Variabel
·
Filosofi yang
Mendasari
Perhitungan
biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi dengan biaya
untuk siap menghasilkan. Hanya biaya yang ditimbulkan oleh produksi atau
penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit
produk atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang-barang tersebut terjual atau
jasanya diserahkan.
·
Dorongan
Keperilakuan
Konsep,
prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial dan,
konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil
yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di
dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif tindakan yang tidak
sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuangan perusahaan.
·
Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap
memberikan dasar yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Biaya teknik
meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead variabel. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah
seluruh biaya organisasi dan pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka
panjang. Biaya diskresioner ada-lah biaya yang muncul dari keputusan periodik
mengenai jumlah maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak memiliki hubungan
optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output.
· Pengambilan
Keputusan
Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta
margin kontribusi akan meme-ngaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka
pada pengambilan keputusan yang lebih baik. Beberapa situasi pengambilan
keputusan yang umum adalah sebagai berikut:
- Keputusan
bauran produk.
Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan
yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknya akan jauh lebih mampu
untuk memutuskan produk mana yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi
atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain.
- Penentuan
harga produk baru.
Produk baru pada umumnya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara
ekstensif oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut.
- Penetrasi
pasar. Manajer
dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penentuan harga ketika
mereka bermaksud untuk memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada atau
ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode
dimana permintaan menurun.
- Penghapusan
produk. Margin
kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan menghentikan
suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
- Pesanan
khusus. Perusahaan
juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan khusus
untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengepakan.
- Kampanye
iklan dan promosi.
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampaye ikalan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk
yang dipromosikan atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih
potensialnya, semakin rendah margin kontribusinya, maka semakin banyak tambahan
unit yang harus dijual menutupi tambahan biaya.
- Keputusan
mengurangi biaya.
Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk sangat waspada terhadap biaya
dan juga memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.
5.2 ASPEK
KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI BIAYA YANG DIPILIH
Ø Penetapan Standar
Elemen
yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan sistem
biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yang
memiliki fungsi ganda, yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi
pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja.
Ø Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael
Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argumen yang mendukung
partisipasi menjadi “jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan
standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap
standar tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja keras untuk mencapainya.”
Ø Standar yang Ketat vs Standar yang
Longgar
Untuk
berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah tidak
terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering
tidak tercapai daripada dipenuhi. Sementara itu, standar yang longgar tidak
memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tesebut begitu mudah
dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena
dianggap tidak berarti. Tanpa memedulikan tingkat partisipasi atau
keketatannya, setelah standar ditetapkan, maka standar itu harus diperbarui
sehingga dapat mempertahanlan relevansinya.
Ø Penyerapan Overhead
Ketika
dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan
sebelumnya, maka varians yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas
yang dipilih sebagai penyebut dalam penentuan tarif tersebut.
Ø Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam
riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA),
James Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan
dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu:
1)
Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang
dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai pusat
pertanggungjawaban.
2)
Biaya administratif korporat adalah biaya
yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat.
5.3 ANALISIS
VARIANS
Unsur
utama dari pengendalian biaya adalah perbadingan secara periodik antara biaya
aktual dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk
anggaran maupun standar.
Ø Keputusan Investigasi Varians
Keputusan
manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas signifikansi
diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya
jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan
kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan. Tetapi,
kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta bahwa tanpa
investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah varians tertentu
ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasikan dan dikendalikan,
atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
Ø Aspek Keperilakuan
Komponen
khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respon manusia adalah
faktor-faktor berikut:
1.
Batas
pengendalian. Kisaran hasil kinerja yang dianggap
dapat diterima oleh manajer adalah batasan pengendalian. Batasan ini menentukan
seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja
dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki
untuk gagal sekali waktu.
2.
Hasil
umpan balik. Umpan balik yang positif akan
memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi
mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3.
Keketatan
pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian
akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara
tekanan dapat menyegarkan individu -individu tertentu, tekanan tersebut dapat
mengintimidasi yang lain menurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh
lagi.
4.
Struktur
penghargaan. Orang atau kelompok akan memodifikasi
perilaku mereka yang tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan
ketika mereka memandang bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut disertai
dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik.
DAFTAR
PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar