Jumat, 15 Mei 2015

Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya

AKUNTANSI KEPERILAKUAN
“Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya”




Kelompok : 6
Made Puspita Christanti   (1215351152)
Vazria Ulfa Liandini         (1215351191)
Yoana Dharmawan           (1215351196)
Luh Ariska Putri               (1215351202)










Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015


5.1    SISTEM BIAYA TRADISIONAL VS BIAYA STANDAR
Ø Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan, dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan pajak, dan kreditor. Dengan menyediakan manajemen dengan informasi biaya yang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu.

Ø Sistem Biaya Tradisional (Historis)
Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang membatasi input pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh atas biaya tetap dan variabel oleh unit produk atau jasa. Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional adalah bahwa persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa memperhitungkan semua biaya; baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya. Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan pengguna-an sistem biaya tradisional untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya. Hal tersebut dapat cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Kelemahan terbesar adalah bahwa sistem tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan destruktif ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang diberikan tugas untuk melaksana-kan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.

Ø Sistem Biaya Standar
·      Ruang Lingkup
Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi mengadopsi “sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standar adalah sasaran biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah, yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Aspek pengendalian yang melekat dari perhitungan biaya standar adalah kapabilitasnya untuk membandingkan, sebagai bagian dari arus data reguler, kinerja aktual dengan standar yang ditentukan sebelumnya dan untuk menyoroti varians (menguntungkan atau tidak menguntungkan) antara kedua tingkat biaya tersebut.

·      Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern
Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang sesuai dengan konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian berikut ini, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :
1.    Penetapan tujuan organisasi.
2.    Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi kepada masing-masing.
3.    Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu yang memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi untuk melakukan fungsinya.
4.    Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit organisasi lainnya serta, dimana perlu, lingkungan eksternal.
5.    Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.
6.    Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan balik mengenai penyesuaian yang diperlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.

Ø Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel
·      Filosofi yang Mendasari
Perhitungan biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi dengan biaya untuk siap menghasilkan. Hanya biaya yang ditimbulkan oleh produksi atau penyerahan jasa sekarang saja yang diklasifikasikan sebagai biaya per unit produk atau jasa dan dikapitalisasi sampai barang-barang tersebut terjual atau jasanya diserahkan.

·      Dorongan Keperilakuan
Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja manajerial dan, konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu mengarah pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/atau keuangan perusahaan.

·      Pengendalian Biaya
Membagi biaya ke dalam komponen variabel dan tetap memberikan dasar yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead variabel. Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan pabrik yang terus terjadi dan yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka panjang. Biaya diskresioner ada-lah biaya yang muncul dari keputusan periodik mengenai jumlah maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input dan output.

·      Pengambilan Keputusan
Pengetahuan akan biaya diferensial atau biaya variabel serta margin kontribusi akan meme-ngaruhi perilaku manajer dan mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang lebih baik. Beberapa situasi pengambilan keputusan yang umum adalah sebagai berikut:
-     Keputusan bauran produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetahui margin kontribusi dari produk-produknya akan jauh lebih mampu untuk memutuskan produk mana yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk lain.
-     Penentuan harga produk baru. Produk baru pada umumnya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut.
-     Penetrasi pasar. Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penentuan harga ketika mereka bermaksud untuk memasuki pasar baru dengan produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama periode dimana permintaan menurun.
-     Penghapusan produk. Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
-     Pesanan khusus. Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengepakan.
-     Kampanye iklan dan promosi. Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan kampaye ikalan dan promosi khusus. Semakin tinggi margin kontribusi dari produk yang dipromosikan atau diiklankan, maka semakin bersar manfaat bersih potensialnya, semakin rendah margin kontribusinya, maka semakin banyak tambahan unit yang harus dijual menutupi tambahan biaya.
-     Keputusan mengurangi biaya. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen untuk sangat waspada terhadap biaya dan juga memperkenalkan alat dan prosedur untuk menghemat biaya.

5.2    ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI BIAYA YANG DIPILIH
Ø Penetapan Standar
Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yang memiliki fungsi ganda, yaitu berfungsi sebagai tujuan untuk memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja.
Ø Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argumen yang mendukung partisipasi menjadi “jika seorang pekerja berpartisipasi dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen yang tegas terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja keras untuk mencapainya.”

Ø Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak tercapai daripada dipenuhi. Sementara itu, standar yang longgar tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tesebut begitu mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut karena dianggap tidak berarti. Tanpa memedulikan tingkat partisipasi atau keketatannya, setelah standar ditetapkan, maka standar itu harus diperbarui sehingga dapat mempertahanlan relevansinya.

Ø Penyerapan Overhead
Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam penentuan tarif tersebut.

Ø Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA), James Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung, yaitu:
1)   Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
2)   Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor korporat.

5.3    ANALISIS VARIANS
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbadingan secara periodik antara biaya aktual dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya, baik dalam bentuk anggaran maupun standar.

Ø Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan perbaikan. Tetapi, kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan apakah varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat diidentifikasikan dan dikendalikan, atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.

Ø Aspek Keperilakuan
Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respon manusia adalah faktor-faktor berikut:
1.    Batas pengendalian. Kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer adalah batasan pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu.
2.    Hasil umpan balik. Umpan balik yang positif akan memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3.    Keketatan pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan dapat menyegarkan individu -individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengintimidasi yang lain menurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi.
4.    Struktur penghargaan. Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik.



DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar